Literasi Keuangan Masyarakat Masih Rendah, Sri Mulyani: Mau Untung Besar, tapi Tak Mau Berisiko
- VIVA/Mohammad Yudha Prasetya
Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyoroti rendahnya indeks literasi keuangan masyarakat di Indonesia. Sebab terdapat jurang perbedaan antara masyarakat yang masuk ke dalam sistem keuangan, dengan literasi yang dimiliki.
Sri Mulyani mengatakan, untuk masyarakat yang masuk kedalam sektor keuangan mulai dari menabung hingga berinvestasi sudah sebanyak 85 persen. Namun, literasi yang dimiliki masyarakat hanya sebesar 49,6 persen.
"Itu adalah suatu PR (pekerjaan rumah) buat kita semuanya. Karena untuk menjadi included masuk ke dalam sektor keuangan lebih mudah," kata Sri Mulyani dalam acara Literasi Keuangan Indonesia Terdepan 2023 Senin, 14 Agustus 2023.
"Saya punya uang saya masukkan, bahkan banyak anak-anak kita yang kemudian karena mereka lebih terampil dalam bidang teknologi mereka mudah sekali connect. Namun, belum tentu mereka included di sektor keuangan," tambahnya.
Sehingga, hal itu, jelasnya, menimbulkan banyak sekali dampak. Bahkan, menurut dia, kini banyak masyarakat yang tergiur dengan iming-iming keuntungan yang besar, tetapi tidak mengetahui risiko yang akan dihadapi.
"Nah, ini perlu untuk disampaikan, literasi karena investasi ada yang aman, ada yang tidak aman. Ada yang disebut high risk, high return. Investor pengennya high return, no risk," jelasnya.
Acara itu juga dihadiri oleh Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar, dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa.