Bali Targetkan 100 Persen Energi Terbarukan di Nusa Penida sebelum 2030

Konferensi Pers Deklarasi rencana aksi Bali menuju Bali Net Zero Emissions 2045
Sumber :
  • Maha Liarosh (Bali)

Bali –  Komitmen Pemerintah Provinsi Bali dalam mengimplementasikan visi Pembangunan Semesta Berencana Menuju Bali Era Baru Nangun Sat Kerthi Loka Bali kembali menunjukkan momentum positif melalui Deklarasi Menuju Bali Emisi Nol Bersih 2045.

Rekomendasi Tempat Menginap untuk Staycation di Bali, Estetik dan Strategis!

Bali mentargetkan Net Zero Emission (NZE) 2045, 15 tahun lebih cepat dari target netral karbon Indonesia, untuk itu diperlukan peningkatan bauran energi yang terbarukan secara signifikan.

Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Energi Sumber Daya Mineral Provinsi Bali Ida Bagus Setiawan mengatakan, sektor energi menyumbang 57% dari total emisi di Bali.

Dampak Abu Vulkanik Gunung Lewatobi, Ratusan Turis Asing di Labuan Bajo Pindah ke Bali Lewat Jalur Laut

"Pemerintah daerah fokus dalam mengurangi emisi. Ditargetkan, tahun 2030 di Nusa Penida akan memanfaatkan 100 persen energi terbarukan," kata Setiawan di Jayasabha, Jumat, 4 Agustus 2023.

Nusa Penida merupakan wilayah gugusan pulau terluar di Bali. Wilayah Pulau Nusa Penida berbeda dengan wilayah Bali daratan lainnya. Sehingga, kata Ida Bagus Setiawan, pasokan kelistrikan akan dilakukan melalui pasokan energi terbarukan.

Dianggap Tak Senonoh, Pemprov Bali Larang Pementasan Joged Bumbung Jaruh

"Nusa Penida didorong lebih awal untuk mencapai net zero emission dibanding Bali Daratan salah satunya karena isolated dari segi kelistrikan," jelasnya.

Konferensi Pers Deklarasi rencana aksi Bali menuju Bali Net Zero Emissions 2045.

Photo :
  • Maha Liarosh (Bali)

Institute Essential Services Reform (IESR) mencatat, potensi energi terbarukan di Bali terbilang besar mencapai 143 GW.

Potensi teknis PLTS itu terpasang di daratan sebesar 26 GWp dan penyimpan daya hidroelektrik terpompa sebesar 5,8 GWh.

Direktur Eksekutif IESR Fabby Tumiwa memproyeksikan populasi di Nusa Dua akan meningkat seiring dengan pertumbuhan yang ada.

"Sektor pariwisata akan meningkatkan permintaan energi, termasuk listrik. Hal ini dapat dipenuhi dengan energi terbarukan," jelas Fabby.

Di sisi lain, Fabby juga melihat tantangan baru terkait dengan transformasi Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) dengan energi terbarukan. Saat ini, kebutuhan listrik di Nusa Penida dipasok oleh 7 unit PLTD berkapasitas 10MW.

Tantangannya kata Fabby adalah mengganti 10 MW PLTD yang saat ini beroperasi dalam 2-3 tahun, dan meningkatkan kinerja PLTS Suana sehingga lebih optimal dalam setahun mendatang.

"IESR juga sudah melakukan kajian teknis dan hasil kajian menunjukkan secara teknis-ekonomis sistem kelistrikan 100% energi terbarukan dapat dilakukan di Nusa Penida,” imbuhnya

Sementara, Prof. Ida Ayu Dwi Giriantari dari Center of Excellent Community Based Renewable Energy (CORE) mengungkapkan, potensi PLTS atap di bangunan pemerintah Nusa Penida mencapai 10,9 MW.

Kondisi menguntungkan lainnya yakni, ketersedian lahan untuk memasang PLTS skala besar.

"PLTS Suana berkapasitas 3,5 MW menggunakan lahan seluas 4,5 hektare. Sementara di Nusa Penida terdapat potensi lahan sebesar 10 ribu hektar untuk PLTS skala besar," kata Dwi Giriantari.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya