Sinergi Pertamina-Petronas, Produksi Blok Masela Ditargetkan Mulai Akhir 2029
- Dok. PHE
Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, menargetkan bahwa proyek migas raksasa di Blok Masela, bakal mulai berproduksi paling lambat pada 30 Desember 2029 mendatang.
"Kita harap 30 Desember 2029 (Blok) Masela sudah berproduksi, itu paling lambat," kata Arifin di kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat, 4 Agustus 2023.
Dia menjelaskan, hal itu berkaitan dengan PT Pertamina (Persero) yang akhirnya berkonsorium dengan Petronas, Malaysia, guna masuk berpartisipasi dalam proyek Blok Masela tersebut.
Hal itu sebagai langkah terkini dari Pertamina menggandeng Petronas guna menggantikan Shell yang hengkang dari proyek Blok Masela pada tahun 2020 lalu.
"Tadinya kan rencana gasnya mengalir itu di 2027. Terus dengan adanya Pertamina dan Petronas, ini sudah mengisi gap yang ada. Nanti konsorsium yang akan menentukan," ujar Arifin.
Karenanya, Arifin pun memastikan bahwa pihaknya akan membentuk kelompok kerja (working group), yang nantinya akan membantu mencapai target yang diminta oleh Pemerintah.
"Pemerintah akan membentuk working group, yang akan mulai bekerja bulan Agustus ini. Targetnya 3 bulan untuk bisa membuat rencana kerja, supaya bisa mencapai target yang diminta oleh pemerintah," ujarnya.
Diketahui, sebelumnya SKK Migas telah meminta agar revisi Plan of Development (PoD) Blok Masela dapat segera diserahkan pada bulan Agustus ini. Hal itu harus dipacu, terutama setelah masuknya Pertamina dan Petronas ke Blok Masela menggantikan 35 persen partisipating interest (PI) yang ditinggalkan Shell.
Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto mengatakan, Inpex selaku operator Blok Masela juga bakal menggelar pertemuan dengan Pertamina dan Petronas, untuk mendiskusikan aspek teknis pengembangan di Blok Masela.