Perpanjang Kerja Sama Transisi Energi, Inggris Kucurkan Rp135 Miliar Buat RI

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Yudha Prasetya

Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, bersama Menteri Keamanan Energi dan Net Zero Inggris, Graham Stuart, memperpanjang kerja sama program Indonesia-Inggris Menuju Transisi Energi Rendah Karbon Indonesia (Mentari).

Bahlil Pastikan Pasokan BBM dan Listrik Aman Sambut Natal dan Tahun Baru

Arifin menyampaikan, kedua belah pihak sepakat untuk perkuat kerja sama yang telah terjalin. Selain itu, Inggris juga berkomitmen akan meningkatkan dukungannya, dalam mencapai target Net Zero Emission (NZE) Indonesia.

"Awalnya, program Mentari dijadwalkan akan berakhir pada 2024, namun sekarang akan diperpanjang hingga tahun 2027," kata Arifin di kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat, 4 Agustus 2023.

Bahlil Pastikan Tarif Listrik dan BBM Tetap, Tak Terdampak PPN 12 Persen

Dia menambahkan, Inggris juga akan memberikan tambahan GBP6,5 juta, atau setara Rp135 miliar (asumsi kurs Rp 20.700 per GBP). "Yakni untuk mempertahankan dan meningkatkan inisiatif program tersebut," ujarnya.

Dianggap Terlalu Bejat, Pemerkosa Ratusan Pria Reynhard Sinaga Hampir Jadi Korban Balas Dendam di Penjara Inggris

Pun, dia mengatakan, Mentari sudah jadi mitra utama yang bekerja sama dengan Kementerian ESDM. Tujuannya untuk meningkatkan perencanaan dan pengadaan energi terbarukan. Baik untuk aplikasi on-grid maupun off-grid, mengedepankan kebijakan, rekomendasi, dan kajian teknis.

"Mereka juga telah menyiasati beberapa proyek energi rendah karbon dan melaksanakan proyek percontohan di bagian timur Indonesia," lanjut Arifin.

Lebih lanjut, dia mengatakan selain program Mentari, Inggris juga aktif mendukung Indonesia melalui berbagai program. Menurut dia, hal itu termasuk Just Energy Transitions Partnership (JETP) dan Joint Economic And Trade Committee (JETCO).

"Kami proyeksikan bahwa kemitraan ini akan terus berkembang, mempromosikan kerja sama teknis, perdagangan berkelanjutan, dan investasi hijau antara kedua negara," ujarnya.

Sebagai informasi, Program Mentari dilaksanakan pada periode 2020-2024, dan merupakan tindak lanjut dari MoU antara KESDM dan the Foreign and Commonwealth Office UK di bidang Kerja Sama Pengembangan Energi Rendah Karbon (Low Carbon Energy Development/LCEP).

Waktu pelaksanaan Program MENTARI telah dilakukan addendum penambahan 3 tahun, dari semula periode 2020-2024 menjadi 2020-2027, serta penambahan Dewan Pengarah Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) ESDM.

Berikut adalah beberapa poin hasil program Mentari, antara lain:

Pada 24 Agustus 2022, telah diresmikan 2 PLTS di Sumba Tengah untuk 200 rumah tangga, PLTS Terpusat 60 kWp di Desa Mata Redi Nusa Tenggara Timur, dan PLTS Terpusat 35 kWp di Desa Mata Woga. Program Mentari telah menetapkan Desa Mata Redi dan Desa Mata Woga di Kabupaten Sumba Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Timur, sebagai desa percontohan pertama.

Pada 28 Maret 2023, Mentari menandatangani kesepakatan dengan PT Brantas Energi, untuk mendukung proyek tiga PLTA milik PT Brantas Energi. Skema inovatif ini memiliki total kapasitas 7 MW.

Mentari juga membantu PT. SMI dalam pengembangan proyek energi terbarukan, dengan mengurangi risiko pendanaan dan meningkatkan bankabilitas-nya.

Mentari akan mendorong PT. SMI untuk meningkatkan portofolio proyek energi terbarukan PT. SMI, dari 8,3 persen menjadi 15 persen. Skema blended finance akan mencakup komponen hibah, yang jumlahnya bisa mencapai 20 persen dari total belanja modal, dan fasilitas pinjaman dari PT. SMI. (DKD).

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya