7 Fakta Longspan LRT Jabodebek Disebut Salah Desain, Jokowi Maklum

LRT melintas di longspan di kawasan Gatot Subroto - Kuningan
Sumber :
  • Setpres

Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menjajal kereta ringan atau Light Rail Transit (LRT) Jabodebek, Kamis, 3 Agustus 2023, sebelum moda transportasi layang itu benar-benar beroperasi penuh untuk masyarakat. 

Jokowi Ajak 2 Cucunya Nonton Laga Timnas Indonesia Vs Filipina di Manahan

Jokowi menumpang di salah satu gerbong kereta LRT dari Stasiun Harjamukti, Depok, Jawa Barat, menuju Stasiun Dukuh Atas. Kesan Jokowi, kereta ringan tanpa masinis tersebut nyaman digunakan. 

Kendati demikian, pada uji coba ketiganya naik LRT itu, Presiden Jokowi meminta agar tidak tergesa-gesa mengoperasionalkan LRT dan mengutamakan faktor keamanan. Diketahui, LRT sedianya beroperasional secara komersil pada 18 Agustus 2023.

Gerbong Khusus Wanita di LRT Jabodebek Mulai 23 Desember, Berlaku Senin hingga Jumat

Berikut fakta-fakta LRT Jabodebek yang diwanti-wanti Presiden Jokowi tidak buru-buru dioperasionalkan:

1. Tidak Terintegrasi

Penjelasan OIKN soal Heboh Aguan Investasi di IKN Demi Selamatkan Jokowi

LRT Jabodebek.

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo atau karib disapa Tiko menyebut moda transportasi terbaru yakni LRT Jabodebek, disebut-sebut sebagai sebuah proyek yang dalam bahasa Jawa disebut 'salah kedaden', atau yang berarti 'ada sesuatu yang salah terjadi'.  

"Ini juga 'salah kedaden'. Jadi dulu itu dengan berbagai macam teori, bikin lah program kereta tanpa masinis. Jadi teknologinya kereta tanpa masinis," kata Tiko di acara InJourney Talks, Selasa, 1 Agustus 2023. 

Dia menjelaskan, salah satu hal yang disorotinya yakni soal tidak adanya integrasi sistem pada masing-masing operator, yang menggarap tiap komponen dan elemen dari moda transportasi LRT Jabodebek tersebut.

Diketahui, sejumlah unsur dalam proyek LRT Jabodebek ini, sesuai bidangnya masing-masing. Antara lain yakni PT Adhi Karya (Persero) sebagai penggarap prasarana, PT INKA (Persero) sebagai penyedia armada kereta, Siemens sebagai pengembang software, PT Len Industri (Persero) yang menangani soal persinyalan, dan pihak-pihak lainnya yang juga terlibat. 

"Nah, proyek ini enggak ada system integrator-nya. Di semua project besar itu ada integrator sistem, tapi ini enggak ada. Jadi semua komponen project itu berjalan liar tanpa ada integrator di tengah," ujarnya.

2. Salah Desain Longspan

Longspan LRT di kawasan Gatot Subroto - Kuningan

Photo :
  • Youtube @Aboico

Dampak dari tidak adanya aspek integrator sistem adalah muncul masalah teknis infrastruktur proyek LRT. Terdapat kesalahan desain longspan (bentang bangunan tanpa pilar) di tikungan jalur LRT arah Gatot Subroto ke Kuningan. 

"Kalau lihat longspan dari Gatot Subroto ke Kuningan, itu kan ada jembatan besar tuh, itu sebenarnya salah desain," kata Tiko. 

Hal itu disebabkan karena pihak pembangun jembatan (prasarana), tidak melakukan pengetesan terhadap sudut kemiringan kereta (spec sarananya). 
Sehingga, armada LRT harus menurunkan kecepatan hingga hanya 20 km per jam saat melintas di jalur tikungan tersebut. 

"Jadi sekarang kalau belok harus pelan sekali, karena harusnya (jalur) itu lebih lebar tikungannya. Kalau tikungannya lebih lebar, dia bisa belok sambil speed up. Tapi karena tikungannya sekarang sudah terlanjur dibikin sempit, mau enggak mau keretanya harus jalan hanya 20 km per jam, pelan banget," ujar Tiko.

Dampak lainnya, lanjut Tiko, adalah terjadinya kenaikan biaya akibat adanya perbedaan dalam spesifikasi armada keretanya.

3. Jokowi Maklum

Presiden Joko Widodo Jajal LRT Jabodebek

Photo :
  • VIVA/Farhan Faris

Presiden Jokowi merespons adanya kesalahan desain tikungan atau longspan LRT yang melintas di atas Jalan Gatot Subroto-Kuningan, Jakarta Selatan. Menurut dia, tentu hal itu menjadi catatan untuk dilakukan perbaikan atau evaluasi ke depannya. 

Terpenting, kata Jokowi, proyek lintas rel terpadu ini pertama kali di Indonesia sehingga dimaklumi apabila terdapat kekurangan. 

"Kita harus ingat ya, MRT dan LRT juga pertama kali kita bangun, baru pertama kali kita bangun semua," kata Jokowi saat uji coba LRT dari Stasiun Harjamukti ke Stasiun Dukuh Atas pada Kamis, 3 Agustus 2023. 

Maka dari itu, Jokowi menganggap wajar jika masih ada kekurangan dalam proyek kereta cepat ini. Jokowi menekankan masalah keselamatan dan keamanan masyarakat yang menggunakan LRT diutamakan. 

"Kalau ada hal yang masih kurang sempurna, masih ada perbaikan, masih ada koreksi masih ada, ya memang semuanya harus dievaluasi. Enggak bisa jadi langsung bagus, enggak. Yang paling penting keselamatan, keamanan diutamakan," ujarnya.

4. Jangan Senang Cari Kesalahan

Presiden Jokowi saat menjajal LRT Jabodebek dari Stasiun Harjamukti, Cimanggis

Photo :
  • Setpres

Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi meminta semua pihak tidak langsung mengharapkan LRT menjadi proyek yang sempurna karena akan ada perbaikan sistem, dan perbaikan lainnya yang bersifat teknis. 

Dia juga mengatakan tidak perlu ada pihak yang sengaja mencari-cari kesalahan dalam LRT.

"Kalau ada koreksi akan kami perbaiki, tetapi jangan senang mencari-cari kesalahan karena kesalahan pasti ada karena baru pertama kali," kata Jokowi.
Ia mengatakan pemerintah akan memastikan bahwa aspek keselamatan dan kenyamanan masyarakat saat mencoba LRT menjadi aspek utama. Jokowi juga menegaskan jadwal pengoperasian LRT untuk masyarakat tidak akan dilakukan secara tergesa-gesa.

"Urusan keamanan dan keselamatan harus kami tinjau betul.Jadi tidak usah tergesa-gesa untuk dioperasikan, tetapi semua urusan keamanan, kenyamanan, dan keselamatan harus diutamakan," ujarnya.

5. Solusi Desain Jembatan Lengkung

Jembatan Lengkung LRT Jabodebek di Kuningan, Jakarta Selatan.

Photo :
  • instagram @adhikaryaid

Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi menjeaslan polemik longspan LRT Jabodebek yang melintang di atas Jalan Gatot Subroto-Kuningan, Jakarta Selatan. Memang, Budi mengakui terkait desain belum maksimal. Tetapi, bukan berarti Pemerintah menyalahkan desainnya. 

"Berkaitan dengan struktur, desain, pasti kita belum maksimal. Tetapi harus dicatat, tikungan itu adalah tikungan pertama di dunia yang mendapat apresiasi Pak Menteri PUPR, didesain wanita dari Bandung yang di tempat lain belum ada, panjang dan menikung," kata Budi di Kompleks Kepresidenan Jakarta pada Kamis, 3 Agustus 2023.

Menurut dia, namanya desain itu memang dengan hambatan dan arsitek engineer tentu mencarikan solusinya. Namun, Budi menegaskan Pemerintah tidak menyalahkan tikungan LRT tersebut. Bahkan, ia mengapresiasi suatu karya anak bangsa. 

"Saya enggak ngomong salah dan benar (desain), tetapi adalah suatu kelaziman bahwa pada satu tikungan harus ada solusi. Coba bayangin kalau di tengah-tengahnya ada kolom, atau dibikin segi empat, suruh berhenti? Ya itu solusi desain yang optimum, saya enggak katakan itu maksimum. Jadi kalau saya bisa katakan tidak salah, itu adalah solusi desain," jelas dia.

6. Longspan Kuningan Catat Rekor MURI

Longspan LRT di kawasan Gatot Subroto - Kuningan

Photo :
  • Youtube @Aboico

Jembatan lengkung yang berada di Longspan Kuningan ini mencatat rekor Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) karena berhasil membuat jembatan box beton dengan bentang terpanjang di dunia yang mencapai 148 meter.

Lengkung jembatan LRT itu menuai pujian, karena longspan LRT memiliki radius lengkung 115 meter tanpa tiang pier, serta menggunakan beton seberat 9.688,8 ton.  

Longspan LRT ini dirancang Arvila Delitriana, seorang arsitek dari ITB. Desain yang diajukan wanita yang akrab disapa Dina ini mengalahkan dua konsultan asing yang ikut tender proyek yang dikerjakan BUMN Karya, PT Adhi Karya (Persero) Tbk. 

Proses konstruksi lengkung LRT ini adalah menggunakan box girder beton yang memiliki rongga pada bagian dalamnya. 

Beban pengujian fondasinya mencapai 4.400 ton. Pembangunan jembatan dimulai dari masing-masing pier utama yang bergerak ke tengah.

Dengan perhitungan yang sangat presisi, box girder ini kemudian dipasang dari kedua sisi hingga kemudian bisa bertemu atau saling menyambung di tengah atau tepat di atas jalan tol. 

7. Teknologi Terbaik dan Efisien

Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga mengatakan bahwa LRT atau kereta api ringan Jabodebek yang sedang dibangun di Jakarta merupakan proyek yang memberikan manfaat optimal bagi bangsa Indonesia karena menggunakan teknologi terbaik dan paling efisien buatan dalam negeri. 

Terkait longspan atau bentangan beton panjang yang ada di lintasan LRT yang tanpa tiang dan mengharuskan LRT bergerak lebih lambat, Arya mengatakan bahwa hal tersebut merupakan pilihan tepat, baik dari sisi ekonomi maupun konstruksi. 

Longspan yang panjang tanpa tiang tambahan akan membuat LRT jauh lebih efisien. Tanpa tiang membuatnya lebih efisien. Memang ada konsekuensi dari efisiensi ini yaitu kereta jalannya menjadi agak lambat.

"Dari sisi ekonomi, ini pun lebih ekonomis dibandingkan harus bangun tiang. Ataupun memperbesar ruang bagi LRT. Dan itu dari sisi waktu tidaklah begitu banyak, karena toh tidak terlalu panjang longspan tersebut. Jadi dari sisi waktu tidak merugikan. Dan jika membangun tiang-tiang di tengah, maka akan jauh lebih mahal," ujar Arya.

Dia menambahkan bahwa ke depan Indonesia tidak perlu harus impor teknologi jika ingin membangun LRT secanggih LRT Jakarta.

"Masa kita mau impor terus. Kita ingin (diproduksi) di dalam negeri. Kita melakukan pembelajaran. Ini pembelajaran yang mahal, namun INKA ke depan semakin jago, membuat LRT yang bagaimana pun, dia akan sudah siap. Dan ini teknologi terbaru lagi,” kata Arya.
    

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya