Strategi Pupuk Indonesia Genjot Kinerja Distributor hingga Kios Salurkan Pupuk Bersubsidi
- Dokumentasi Pupuk Indonesia.
Jakarta – PT Pupuk Indonesia (Persero) memastikan terus meningkatkan kemampuan dan pelayanan dalam penyaluran pupuk bersubsidi secara berkelanjutan. Salah satunya dengan cara meningkatkan pemahaman distributor dan kios terkait regulasi, hingga menerapkan digitalisasi kios untuk memudahkan petani menebus pupuk bersubsidi.
SVP Sekretaris Perusahaan Pupuk Indonesia, Wijaya Laksana mengungkapkan bahwa upaya peningkatan kemampuan dan pelayanan penyaluran pupuk bersubsidi itu dilakukan mulai dari distributor, kios, hingga dinas pertanian di berbagai daerah. Langkah tersebut sesuai dengan rekomendasi Satuan Tugas Khusus (Satgassus) Polri terkait pupuk bersubsidi.
“Pada prinsipnya kami selalu memberikan sosialisasi kepada kios dan distributor secara berkala, karena memang kami memiliki kantor perwakilan di sejumlah provinsi. Selain itu kami juga memiliki ratusan petugas pemasaran lapangan yang tersebar di seluruh kabupaten,” jelas Wijaya di Jakarta, dikutip dari keterangannya, Selasa, 1 Agustus 2023.
Sementara stok pupuk bersubsidi secara nasional yang tersedia di gudang lini III atau tingkat kabupaten tercatat 853.255 ton atau setara 353 persen dari ketentuan minimum yang ditetapkan Pemerintah. Adapun rinciannya, Urea sebesar 513.604 ton dan NPK sebesar 339.651 ton per tanggal 31 Juli 2023.
“Penyerapan pupuk bersubsidi biasanya akan kembali meningkat saat memasuki musim hujan yang biasanya terjadi pada akhir tahun. Pada kesempatan ini, kios-kios akan kembali meningkatkan stoknya,” jelasnya.
Terkait dengan digitalisasi kios lanjutnya, hingga saat ini Pupuk Indonesia telah melakukan uji coba digitalisasi kios di 5 provinsi, yaitu Bali, Aceh, Bangka Belitung, Riau, dan Kalimantan Selatan. Dalam waktu dekat, Pupuk Indonesia bersama Kementerian Pertanian akan terus memperluas wilayah penerapan digitalisasi kios.
Menurut Wijaya digitalisasi kios akan mengubah secara drastis proses administrasi kios, dari sebelumnya mengisi banyak formulir kertas, kini semua terekam secara digital dan online dalam sebuah aplikasi. Dengan demikian, setiap transaksi penebusan pupuk bersubsidi tercatat secara real time, sehingga meningkatkan transparansi hingga ketepatan penerima pupuk bersubsidi.
“Selain itu juga dapat meningkatkan pelayanan kepada petani, karena petani cukup membawa KTP untuk menebus pupuk bersubsidi pada kios-kios resmi,” jelas Wijaya.