Harga Bahan Baku Pangan Turun, Emiten Ini Bakal Tambah Cuan
- urbika.com
Jakarta – Emiten Produk Konsumen PT Unilever Indonesia Tbk, (Unilever/UNVR) menerapkan berbagai strategi guna menggenjot kinerjanya di pasa pemulihan ekonomi saat ini. Strategi itu pun mulai membuahkan hasil misalnya penurunan volume yang lebih terjaga, ekspansi margin kotor, dan peningkatan pangsa pasar.
Pada Semester I-2023, perseroan mencatatakan penjualan bersih sebesar Rp20,3 triliun. Perseroan juga tercatat membukukan laba bersih sebesar Rp2,8 triliun dengan margin kotor kuartal II yang kuat sebesar 50,5%, tertinggi dalam delapan kuartal terakhir.
Nafan Aji Gusta, Analis Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, mengungkapkan bahwa dalam pantauan pasar, UNVR diketahui terus memperkuat portofolionya baik di segmen premium maupun value. Selain itu, perseroan juga terus konsisten menjalankan lima prioritas strategisnya.
"Target upside UNVR berada pada level 4920. Accumulate, ini untuk jangka panjang," ujar Nafan, dikutip dari keterangannya, Selasa, 25 Juli 2023.
Menurutnya, katalis positif lain, dari sisi indeks keyakinan konsumen yang dirilis Bank Indonesia pada Juni 2023 berada pada level 127,1. Di mana menunjukkan optimisme terkait perkembangan perekonomian Indonesia ke depan. Hal ini, tentu saja positif bagi emiten FMCG, di mana indeks tersebut menentukan daya dorong konsumsi masyarakat secara umum.
Dalam hal ekspansi portofolio, Perseroan berhasil meningkatkan kontribusi segmen premium menjadi 27 persen dari penjualan domestik di kuartal dua. Apalagi, UNVR juga terus menciptakan inovasi produk baru untuk menunjang kinerjanya, karena kompetisi sektor konsumsi untuk produk yang sama, dinamis dan kompetisi begitu ketat.
"Positifnya, UNVR memiliki komitmen berinovasi lewat produk-produk/merek baru dan juga dari sisi promosinya juga oke, sehingga akan mendukung kinerja laba bersih ke depannya," jelas Nafan.
Merujuk Indeks Harga Pangan FAO atau FAO Food Price Index (FFPI) pada Juni 2023 bertengger di 122,3 poin atau turun 1,4 persen dibandingkan dengan indeks pada Mei 2023. Indeks ini melanjutkan penurunan dan telah terkoreksi 23,4 persen dari posisi tertingginya pada Maret 2023. FAO melaporkan penurunan pada Juni 2023 dipicu oleh koreksi indeks harga pada mayoritas komoditas pangan, termasuk di antaranya adalah gula, minyak nabati, sereal, dan produk susu.
"Bahan baku pangan memang mengalami penurunan, tentu ini memberi benefit katalis positif bagi UNVR dan kelompok saham sejenis sehingga meningkatkan profit marjin perusahaan, menguntungkan sektor konsumer," ucap Nafan.
Pada aspek sisi yield deviden, saham UNVR juga cukup menarik. Menurut Nafan, terdapat persepsi klasik, bagi perusahaan yang memberikan yield deviden minimum 2,5 persen sudah dianggap menarik. Jika UNVR semakin mampu meningkatkan yield deviden, tentu saja akan menjadi pemanis bagi pemegang saham untuk menambah kepemilikan.
Apalagi, Unilever (UNVR) di kalangan investor dikenal murah hati membagikan dividennya, yaitu hampir 100 persen dari net profit nya. "Persaingan FMCG masih sangat kompetitif, paling penting selama yield deviden di atas itu, bisa menjadi daya tarik bagi investor meningkatkan jumlah kepemilikan sahamnya," tutup Nafan.
Sementara itu, Analis Jasa Utama Capital Sekuritas, Cheril Tanuwijaya memaparkan, kinerja UNVR menunjukkan perbaikan marjin meskipun masih di bawah level pre pandemi. Progress perbaikan ini didukung oleh stabilisasi harga komoditas yang berpengaruh pada biaya produksi yang rendah, efisiensi dan kenaikan penjualan di produk premium.
Pada semester II 2023, Indonesia sudah memasuki masa aktivitas pemilu yakni kampanye di mana perputaran uang dan konsumsi berpotensi meningkat yang secara langsung berdampak ke emiten produk konsumsi seperti UNVR.