Umumkan APBN Semester I-2023 Surplus Rp 152,3 T, Sri Mulyani Pede Bisa Tekan Defisit Anggaran

Sri Mulyani Rapat Kerja Dengan Komisi III DPR RI
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

Jakarta - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) semester I-2023 mengalami surplus sebesar Rp 152,3 triliun. Jumlah itu tercatat 0,71 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Pendapatan Energi Mega Persada Naik 8 Persen di Kuartal III-2024

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, untuk kinerja APBN pada Semester I-2023 masih tercatat solid dan baik. Hal itu juga ditunjukkan dengan capaian positif dari pendapatan negara.

"Kita lihat pendapatan negara Rp 1.407,9 triliun. Artinya 58,2 persen dari total target pendapatan negara tahun ini, pertumbuhan pendapatan negara dibandingkan tahun lalu adalah 5,4 persen," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers Senin, 24 Juli 2023.

Neraca Pembayaran Indonesia Alami Surplus Menjadi Sinyal Stabilitas Ketahanan Eksternal yang Terjaga

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

Photo :
  • VIVA/Mohammad Yudha Prasetya

Menurutnya, dengan pendapatan negara sebesar Rp 1.407,9 triliun menunjukkan bahwa sudah relatif lebih normal. "Karena sebelum-sebelumnya kita lihat pendapatan negara pertumbuhan cukup tinggi yaitu double digit," jelas dia.

DPRD Jakarta Wacanakan Pungut Pajak di Kantin Sekolah

Sedangkan dari sisi belanja negara kata dia, tercatat telah dibelanjakan sebesar Rp 1.255,7 triliun atau 41 persen dari target APBN tahun ini.

"Ini terjadi kenaikan tipis 0,9 persen dibandingkan total belanja tahun lalu," ujarnya.

Menteri Keuangan Sri Mulyani.

Photo :
  • VIVA/Mohammad Yudha Prasetya

Sementara itu, posisi APBN hingga semester I-2023 masih dalam posisi surplus sebesar Rp 152,3 triliun. Dalam hal ini 0,71 persen dari PDB.

"Jangan lupa bahwa APBN 2023 tetap di desain posisi postur yang sebetulnya defisit. Jadi hingga pertengahan tahun posisi positif ini memberikan keyakinan bahwa defisit tahun ini masih bisa kita jaga dan bahkan turunkan," ucapnya.

Bendahara negara ini melanjutkan, untuk keseimbangan primer tercatat sebesar Rp 368,2 triliun. Menurutnya, angka itu lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya