Jurang Ketimpangan Si Kaya dan Miskin Melebar Dipicu Kualitas Penciptaan Lapangan Kerja
- U-Report
Jakarta – Tingkat ketimpangan pengeluaran masyarakat Indonesia atau gini ratio pada Maret 2023 tercatat semakin lebar, yaitu sebesar 0,388 poin, atau naik dari September 2022 yang berada di level 0,381 poin. Melebarnya posisi ketimpangan antara si kaya dan miskin itu dinilai karena kualitas penciptaan lapangan kerja.
Ekonom Center of Reform on Economic (CORE) Yusuf Rendy Manilet mengatakan, angka ketimpangan yang melebar saat ini menjadi fenomena menarik, sebab angka kemiskinan pada laporan BPS yang sama justru mengalami penurunan.
"Artinya meskipun jumlah penduduk miskin menurun tetapi kualitas pendapatan pada kelompok menengah ke bawah itu bisa dikatakan belum sepenuhnya membaik. Artinya ini juga ada hubungannya dengan kualitas pencipta lapangan kerja di periode yang sama," kata Yusuf saat dihubungi VIVAÂ Bisnis, Selasa, 18 Juli 2023.
Yusuf menuturkan, angka pengangguran pada tahun lalu juga mengalami penurunan, tetapi tingkat pengangguran belum kembali seperti sebelum terjadinya pandemi. Di saat yang bersamaan, lanjutnya, proporsi dari masyarakat yang bekerja di sektor informal juga relatif masih besar jika dibandingkan dengan kondisi sebelum terjadinya pandemi.
"Sehingga mereka yang kemudian hidup atau bekerja dari sektor informal itu sangat variatif pendapatannya banyak di antara mereka yang menurut saya bekerja dengan upah yang tidak begitu tinggi. Sehingga ini yang kemudian pada muaranya ikut menambah jurang ketimpangan antara kelompok miskin dan kelompok pendapatan masyarakat menengah ke atas," jelasnya.
Apalagi, kata Yusuf, di saat yang bersamaan pada 2 tahun terakhir. berdasarkan data dari beberapa lembaga internasional, jumlah high net worth individual atau individu berpenghasilan tinggi di Indonesia mengalami peningkatan.
"Sehingga dari data ini sebenarnya bisa disimpulkan pandemi itu tidak begitu mempengaruhi secara signifikan kelompok kaya. Kondisi ini yang kemudian tergambar dari angka ketimpangan yang mengalami peningkatan dirilis terakhir," kata dia.
Adapun pada 2024, Pemerintah menargetkan penurunan rasio gini di 0,374. Yusuf menilai, peluang untuk mencapai target itu memang masih terbuka.
"Hanya saja diperlukan usaha ekstra dari pemerintah untuk mengejar target tersebut. Artinya pendekatan yang dilakukan pemerintah saat ini dari sisi misalnya memberikan bantuan sosial itu perlu juga dikombinasikan dengan kebijakan pencipta lapangan kerja yang proper," imbuhnya.