Sejahterakan Petani, Begini Cara BUMN Dongkrak Produktivitas Perkebunan Kopi Rakyat

Petani memetik kopi Arabika Windusari saat panen.
Sumber :
  • Dok. Istimewa

Jakarta - Sebagai produsen kopi terbesar nomor empat di dunia, 96,1 persen produksi kopi di Indonesia masih didominasi oleh perkebunan kopi rakyat. Hal ini menjadi fokus bagi BUMN untuk terus bisa meningkatkan kesejahteraan petani, melalui peningkatan produktivitas dan kualitas biji kopi rakyat.

Pemerintah Resmi Naikkan PPN 12 Persen, Warganet Heboh di Media Sosial

Setelah melakukan pendampingan di berbagai lokasi di Indonesia, saat ini Perhutani melalui Project Management Office (PMO) Kopi Nusantara mulai melakukan intervensi di wilayah Jawa Tengah, melalui Program Makmur Kopi di Kabupaten Temanggung.

Direktur Operasi Perhutani, Natalas Anis Harjanto mengatakan, budidaya kopi di Jawa Tengah ini tidak terlepas dari peran serta pengelolaan lahan Perhutani oleh masyarakat sekitar.

Sambut Nataru, Jasindo Siapkan Perlindungan Ekstra Bagi Masyarakat Bepergian

Wanita Colol NTT sedang petik kopi.

Photo :
  • VIVA/Jo Kenaru.

"Di Kabupaten Temanggung, hampir 4.000 hektare lahan Perhutani telah dimanfaatkan masyarakat untuk budidaya komoditas kopi dengan produktivitas 250 kg green bean per hektare per tahun," kata Anis dalam keterangannya, Senin, 10 Juli 2023.

Jelang Musim Libur Sekolah, Penumpang Whoosh Tembus 23 Ribu Orang per Hari

Dia mengakui bahwa produktivitas ini masih sangat rendah, dan perlu ditingkatkan untuk memberikan penghidupan yang lebih baik bagi masyarakat. Dalam rangka melakukan peningkatan produktivitas ini, Perhutani bersama dengan para BUMN yang terlibat dalam ekosistem (hulu hingga hilir) PMO Kopi Nusantara, akan melakukan pendampingan teknis budidaya yang lebih intensif.

"Targetnya, separuh dari lahan yang saat ini dimanfaatkan oleh Petani bisa kita berikan intervensi bersama dengan stakeholders di PMO Kopi Nusantara," ujarnya.

Ilustrasi Biji Kopi di Minangkabau, Sumatera Barat.

Photo :
  • VIVA/Andri Mardiansyah

Sementara itu, Ketua PMO Kopi Nusantara sekaligus Direktur Pemasaran PTPN Holding, Dwi Sutoro mengatakan, peningkatan produktivitas kopi rakyat saat ini menjadi upaya utama yang sedang diusahakan oleh seluruh stakeholders.

"Intinya, usaha kita adalah bagaimana kopi rakyat yang menyumbang 96,1 persen dari produksi nasional ini, bisa terus meningkat dan memberikan kesejahteraan yang lebih baik bagi petani," ujar Dwi.

Diketahui, pendampingan teknis dimulai dengan penyediaan akses terhadap pupuk, yang difasilitasi oleh Pupuk Kalimantan Timur. Petani melalui Kelompok Tani atau Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), bisa mendapatkan harga distributor yang lebih rendah dari harga pupuk di pasar. Pupuk Kalimantan Timur juga akan memberikan rekomendasi pemupukan sesuai dengan kondisi unsur hara tanah melalui proses uji laboratorium.

Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslitkoka) juga akan melakukan pendampingan dari sisi budidaya. Puslitkoka merupakan lembaga penelitian kopi tertua di Indonesia, yang telah memiliki pengalaman selama ratusan tahun dalam ekosistem bisnis kopi. Pendampingan budidaya dilakukan mengacu pada prinsip good agricultural practices (GAP) yang sesuai dengan standar internasional.

Selain memberikan pendampingan dari sisi pemupukan dan budidaya, akses terhadap literasi keuangan juga disediakan oleh BNI dengan beberapa skema pembiayaan yang tersedia. Pembiayaan bisa digunakan untuk budidaya maupun pengolahan pasca-panen, sesuai dengan kebutuhan petani di lapangan. Pengajuan pembiayaan bisa dilakukan melalui Agen 46 yang tersebar di setiap desa. Selain itu, BNI juga melakukan pendampingan berupa business matching agar kopi rakyat Go Global melalui program Xpora.

Dari sisi pasca-panen, PTPN 9 akan menyediakan fasilitas pengolahan untuk memberikan nilai tambah bagi produksi kopi rakyat. Pengolahan di sisi hilir ini, misalnya seperti kegiatan roasting dan packaging, diharapkan bisa meningkatkan pendapatan masyarakat secara eksponensial.

Sementara dalam hal pemasaran, ID FOOD melalui Perusahaan Perdagangan Indonesia (PT PPI) siap menjadi off-taker yang membeli dan mendistribusikan kopi rakyat. PT PPI telah melakukan ekspor ke berbagai negara untuk berbagai komoditas termasuk kopi. Selain itu, digitalisasi juga akan dilakukan dengan platform digital yang kini tengah dikembangkan oleh Telkom Indonesia dan Perhutani.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya