OJK Pastikan Sektor Jasa Keuangan RI Tetap Stabil Meski AS hingga China Alami Divergensi Ekonomi
- VIVA/Anisa Aulia
Jakarta – Rapat Dewan Komisioner bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai, sektor jasa keuangan nasional Indonesia tetap terjaga stabil dengan permodalan yang kuat dan likuiditas yang memadai.
"Serta kinerja intermediasi yang kembali meningkat, di tengah masih tingginya ketidakpastian terhadap perekonomian dan pasar keuangan global," kata Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, dalam telekonferensi, Selasa, 4 Juli 2023.
Dia menjelaskan, rilis data perekonomian global menunjukkan divergensi perkembangan perekonomian negara-negara utama seperti AS dan China. Respons kebijakan yang diambil oleh negara-negara tersebut juga menunjukkan divergensi.
Bang Sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed), menahan kenaikan suku bunga kebijakan, seiring mulai meredanya tekanan inflasi di negara itu.
"Namun, dengan masih ketatnya pasar tenaga kerja di tengah kinerja perekonomian yang di atas ekspektasi, The Fed menyinyalkan masih akan ada kenaikan suku bunga lagi di tahun ini," ujarnya.
Selain itu, kebijakan untuk menaikkan suku bunga juga ditempuh oleh Bank Sentral Eropa, karena tingkat inflasi di beberapa negara Eropa yang tetap atau persisten tinggi.
Sementara di Tiongkok, pemerintah dan Bank Sentral justru mengeluarkan stimulus dan menurunkan suku bunga, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang terus melemah.
Namun, di Indonesia sendiri kinerja perekonomian nasional terpantau positif, dengan tekanan inflasi yang mereda dan kembali ke rentang target Bank Indonesia, yaitu 4 persen year-on-year, turun dari bulan April 2023 yang sebesar 4,33 persen.
"Selain itu, optimisme konsumen juga meningkat dan kinerja sektor riil terpantau positif. Neraca perdagangan di tengah penurunan pelemahan harga-harga komoditas utama ekspor Indonesia, juga mencatatkan surplus di bulan Mei 2023," ujarnya.