Grab PHK 1.000 Karyawan, E-Commerce Makin Keok?
- Paultan
Jakarta – Grab Holdings mengumumkan bahwa mereka telah melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kepada 1.000 orang karyawannya. Fenomena semacam ini nyatanya masih terus terjadi kepada para perusahaan e-Commerce, sejak beberapa waktu silam.
Saat ditanya kepada Ekonom Senior dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Didik J. Rachbini, Dia pun membeberkan 3 faktor utama dari fenomena gelombang PHK yang kerap dilakukan oleh perusahaan e-Commerce dalam setahun terakhir.
Dari faktor eksternal, Didik menjelaskan bahwa saat pandemi COVID-19 kinerja dan kegiatan-kegiatan e-Commerce itu memang cenderung naik. Hal itu dikarenakan pasar dan sejumlah tempat umum seperti mal-mal tutup, sampai ketika COVID-19 mereda dan mal-mal itu telah kembali buka.
"Sehingga yang e-Commerce menurun dan sebagian kempes. Nah, seribu (orang karyawan yang di PHK) itu mungkin bagian dari yang kempes itu, dan itu faktor eksternal," kata Didik saat dihubungi VIVA Bisnis, Kamis, 22 Juni 2023.
"Jadi ada faktor-faktor di mana sekarang tempat pariwisata, mal, pasar, sudah hidup kembali karena orang sudah pada kangen, dan itu terjadi setahun terakhir ini di mana COVID-19 Sudah melandai dalam setahun terakhir," ujarnya.
Selain itu, Didik juga menjelaskan adanya faktor internal. Yakni di mana sebagian perusahaan e-Commerce itu masih menggunakan strategi 'bakar uang', untuk menarik modal dari investor demi memperbanyak pembeli, members, ataupun valuasi.
Namun, sayangnya sebagian strategi bakar uang itu macet dan tersendat, sehingga tidak mencapai volume penerimaan tertentu. "Sehingga terpaksa ditutup, sebagaimana yang terjadi dengan Gojek, Grab, dan lain sebagainya," kata Didik.
Faktor ketiga yakni semakin banyaknya perusahaan-perusahaan e-Commerce pesaing yang bermain di pasar yang sama, sehingga banyak perusahaan-perusahaan e-Commerce yang tak mampu bersaing hingga akhirnya berdampak pada pengurangan jumlah karyawan.
"E-Commerce ini sekarang tidak hanya Gojek dan Grab, tapi sudah banyak pesaingnya. Di mana hal itu juga dijaga oleh KPPU supaya tidak hanya di monopoli oleh dua operator saja. Sehingga market-market tertentu sudah diambil oleh pemain baru seperti Lalamove, paxel, dan lain sebagainya," kata Didik.
"Jadi ini fenomena yang wajar saja sebenarnya, dan bukan merupakan fenomena yang luar biasa, karena ini semua hanya dinamika bisnis biasa," ujarnya.