Rute Transjakarta ke Bandara Soetta Beroperasi Juli 2023? Ini Bocoran dari Dirut Angkasa Pura II
- ANTARA/Lia Wanadriani Santosa
Jakarta – Rute baru layanan bus Transjakarta menuju ke Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), yang berada di wilayah Tangerang, Banten, disebut akan mulai beroperasi pada bulan Juli 2023. Direktur Utama PT Angkasa Pura II (AP II), Muhammad Awaluddin mengatakan, tak menutup kemungkinan layanan rute Transjakarta menuju Bandara Soetta itu akan segera dibuka, mengingat berbagai aspek kesiapan dari pihak Transjakarta sendiri sebenarnya juga sudah siap.
"Mudah-mudahan (awal Juli bisa mulai beroperasi). Secara armada kan mereka sudah siap. Dengan rute yang direncanakan juga sudah siap. Kebutuhan kita atau masyarakat pun juga sudah siap," kata Awaluddin di Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis, 22 Juni 2023.
Namun, ketika ditanya lebih detail mengenai berapa tepatnya rute Transjakarta ke Bandara Soekarno-Hatta tanggal mulai beroperasi, Awaluddin mengaku belum bisa memastikannya lebih jauh.
"Kalau saya sih secepatnya aja. Karena kan mereka memang harus dapat izin dari BPTJ dulu kan," ujarnya.
Dia menyatakan bahwa masih ada beberapa proses yang harus dikoordinasikan dengan sejumlah pemangku kepentingan lainnya, seperti BPTJ, Dishub DKI Jakarta, dan lain sebagainya.
Meski mengklaim bahwa pihak Dishub DKI Jakarta sudah memberikan lampu hijau demi menyetujui rute baru menuju Bandara Soetta tersebut, namun Awaluddin mengaku masih menunggu izin formal dari BPTJ selaku pihak regulator.
"Kalau Dishub DKI sudah memberikan 'lampu hijau' lah. Tapi kan formalnya itu kan akan keluar izin dari BPTJ, yang memang menjadi penanggung jawab regulator di wilayah Jabodetabek. Kita tunggu aja," kata Awaluddin.
Ada Jalur Khusus TransJakarta Menuju Bandara Soetta
Mengenai apakah nantinya akan dibuat jalur khusus untuk jalur Transjakarta di Bandara Soekarno-Hatta, Awaluddin pun membenarkan hal tersebut. Namun, lanjut Awaluddin, untuk format lebih rincinya nanti tetap harus menunggu kebijakan dari pihak Transjakarta.
"Sementara memang kita buat khusus. Karena kita bicara populasinya yang terbesar, sehingga kita harus mempertimbangkan hal itu supaya lebih optimal. Dan sekali lagi, itu harus persetujuan Transjakarta sebagai pemilik armada dan penanggungjawab rute," ujarnya.