Ekonom Perkirakan BI Tahan Suku Bunga Acuan di 5,75 Persen

Logo Bank Indonesia.
Sumber :
  • VivaNews/ Nur Farida

Jakarta - Bank Indonesia (BI) hari ini Kamis, 22 Juni 2023 akan mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur BI (RDG BI). Salah satunya terkait kebijakan suku bunga. Untuk saat ini, suku bunga acuan BI-7 Days Revers Repo Rate ada di angka 5,75 persen.

Pemerintah Tarik Utang, Cadangan Devisa RI Oktober 2024 Naik Jadi US$151,2 Miliar

Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan di Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) FEB UI, Teuku Riefky memperkirakan, pada rapat kali ini, BI akan kembali menahan kebijakan suku bunga acuannya di 5,75 persen.

"Kami melihat bahwa BI harus tetap mempertahankan suku bunga kebijakannya di 5,75 persen untuk saat ini. Guna menjaga stabilitas harga dan nilai tukar, sambil melanjutkan langkah-langkah makroprudensial agar tetap akomodatif untuk mendukung pertumbuhan ekonomi," kata Riefky dalam laporannya, Kamis, 22 Juni 2023.

BI Targetkan Volume Transaksi QRIS pada 2025 Capai 5,5 Miliar

ilustrasi suku bunga

Photo :
  • Adri Prastowo

Riefky menilai, BI juga harus tetap mencermati langkah the Fed dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) di bulan depan.

Ekonomi Kuartal III-2024 Melambat, Gubernur BI Ungkap Konsumsi Kelas Bawah Harus Didorong

"Begitu Fed menaikkan suku bunga acuannya, hal itu dapat mempengaruhi perbedaan imbal hasil dan memicu arus modal keluar," ujarnya.

Riefky mengatakan, adanya jeda kenaikan suku bunga kebijakan oleh the Fed saat ini membawa angin segar bagi Indonesia untuk menikmati arus modal masuk. Sebab, permintaan obligasi Indonesia masih menjanjikan, karena perbedaan imbal hasil antara obligasi pemerintah Indonesia dan US Treasury masih menarik.

"Episode aliran modal masuk yang terus berlangsung mendorong rupiah menguat ke kisaran Rp 14.800-Rp 14.900. Selain itu, tingkat cadangan devisa saat ini juga masih cukup untuk mendukung ketahanan eksternal," jelasnya.

Sementara itu, untuk angka inflasi juga diperkirakan akan semakin menurun dan berada dalam kisaran target BI, dengan inflasi inti yang masih terkendali. Untuk inflasi BI menargetkan ada di kisaran 2 persen hingga 4 persen.

"Meski menyempit, neraca perdagangan Indonesia tetap mencatatkan surplus. Selain itu, kondisi ekonomi domestik juga masih kuat dengan permintaan yang meningkat, menunjukkan adanya tanda-tanda perbaikan," imbuhnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya