Kaisar Jepang Jajal MRT Dalam Kunjungan Pertamanya ke Indonesia
- MRT jakarta
Jakarta – Dalam lawatan pertamanya ke Indonesia, Kaisar Jepang Hironomiya Naruhito, berkunjung ke Depo MRT Jakarta. Dalam kunjungan itu, Kaisar Naruhito melihat aktivitas di Pusat Kendali Operasi (operation control center/OCC), pekerjaan perawatan berat (heavy maintenance) di workshop, dan area perawatan ringan (light maintenance).
Selama berada di depo, Kaisar Naruhito turut didampingi oleh Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang Heri Akhmadi, Komisaris Utama PT MRT Jakarta (Perseroda) Dodik Wijanarko, Direktur Utama PT MRT Jakarta Tuhiyat, dan Direktur Operasi dan Pemeliharaan PT MRT Jakarta Muhammad Effendi.
“Kunjungan Yang Mulia Kaisar ke MRT Jakarta merupakan simbol kerja sama antara Jepang dan Indonesia. Yang Mulia Kaisar sangat terkesan dengan hasil kerja kolaborasi yang terjalin,” jelas Duta Besar Jepang untuk Republik Indonesia, Kanasugi Kenji dalam keterangannya, pada Minggu, 18 Juni 2023.
Kaisar Naruhito, tiba di Depo MRT Lebak Bulus sekitar pukul 10.30 WIB. Kemudian, ia menuju ruang OCC untuk melihat dan mendengarkan penjelasan bagaimana tim MRT Jakarta melaksanakan tugasnya dalam pengoperasian ratangga.
Selanjutnya, Kaisar Naruhito mengunjungi area workshop untuk menyaksikan dan mendengarkan langsung penjelasan terkait semi perawatan akhir (overhaul) kereta yang sedang berlangsung.
Kaisar bahkan sempat melontarkan pertanyaan, terkait bagaimana fasilitas terhadap penumpang penyandang disabilitas. Setelah itu, rombongan bergerak menuju area perawatan ringan di inspection shed.
“Kami merasa terhormat atas kunjungan Kaisar Naruhito. Kunjungan ini memperkuat hubungan persahabatan bertahun-tahun antara kedua negara, terutama saat MRT Jakarta sedang membangun fase 2 yang meneruskan dukungan Pemerintah Jepang mewujudkan fase 1,” ungkap Tuhiyat.
"Kami berharap dengan perhatian yang sangat baik ini akan memberi dorongan dan motivasi kepada kami dan pihak-pihak terkait untuk mempercepat penyelesaian pembangunan fase 2 dan fase-fase selanjutnya,” ujarnya.
Dukungan Jepang, lanjut Tuhiyat, tidak sebatas dana pembangunan sarana dan prasarana. Melainkan transfer pengetahuan dan keterampilan yang menjadi standar kerja baru bagi industri perkeretaapian otomatis di Indonesia.