Luhut Dukung Standardisasi Baterai Kendaraan Listrik

Pemerintah melakukan standardisasi infrastruktur pendukung kendaraan listrik mel
Sumber :
  • Istimewa

Jakarta – Pemerintah melakukan standardisasi infrastruktur pendukung kendaraan listrik melalui sistem Battery Asset Management Services (BAMS) untuk mendorong ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Penyeragaman ini ditandai dengan kerja sama yang diteken antara Indonesia Battery Corporation (IBC), dengan 5 produsen motor listrik dan 2 Bengkel Konversi.

Yamaha Sangat Hati-hati untuk Jual Motor Listrik di Indonesia, Kenapa?

BAMS merupakan manajemen sistem yang mengintegrasikan infrastruktur fisik berupa baterai dan stasiun penukaran baterai dengan digital system, menjadi suatu standar yang sama dari sebuah ekosistem kendaraan listrik.

Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, langkah kerja sama antara BUMN dan pihak swasta ini mewujudkan kolaborasi yang baik, untuk mendorong ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Dia menilai, kematangan infrastruktur kendaraan listrik menjadi faktor utama, untuk percepatan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.

Kejar Target Kemandirian Energi Nasional, Pemerintah Pastikan Gandeng Produsen Listrik Swasta

"Saat berbicara tentang kendaraan listrik, kita tidak hanya berbicara tentang kendaraannya saja, tetapi seluruh ekosistem pendukungnya. Mulai dari baterai, hingga infrastruktur pendukung seperti Stasiun Penukaran Baterai (Swap Station) dan Stasiun Pengisian Listrik (Charging Station)," kata Luhut dalam keterangannya, Selasa, 13 Juni 2023.

Menko Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.

Photo :
  • Dok. Kemenko Maritim dan Investasi.
Honda CUV e:, Hadirkan Kualitas Terbaik Sepeda Motor Listrik Honda

Karenanya, Luhut menyambut baik kerja sama antara IBC dengan para produsen motor listrik seperti Gesits, Volta, ALVA, VIAR, dan United. Hal serupa juga diutarakan kepada Bengkel Konversi Bintang Racing Team dan Spora EV, untuk melakukan penyeragaman standardisasi baterai dan infrastruktur pendukung lainnya tersebut.

Dia berharap, kerja sama ini akan mampu meningkatkan keinginan masyarakat, untuk beralih ke kendaraan listrik. Luhut menegaskan, standardisasi juga akan menjadi kunci dari ekosistem tersebut, yang akan dikembangkan oleh IBC ke depannya.

"Adopsi dari standardisasi akan memerlukan penyesuaian-penyesuaian yang dilakukan oleh para pelaku usaha. Kerja sama ini mampu mempercepat pencapaian target Indonesia, dalam pengurangan emisi karbon dan ketergantungan atas bahan bakar fosil," ujarnya.

PT PLN (Persero) sebagai salah satu pemegang saham dari IBC, juga turut mendukung standardisasi baterai dan infrastruktur pendukung bagi kendaraan listrik. Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo berharap, standarisasi ini akan memudahkan para pemilik kendaraan listrik untuk melakukan pengisian daya.

Melalui kerja sama ini, maka infrastruktur yang tadinya terfragmentasi pun akan menjadi terkonsolidasi. Karenanya, PLN pun mendukung penuh kerja sama ini, sehingga tercipta kesepakatan satu standar baru yang tentunya juga akan memudahkan masyarakat.

"Ini bisa mempermudah masyarakat untuk tak perlu ragu memiliki motor listrik, supaya lebih mudah mengadaptasi era baru kendaraan listrik ini. PLN pun mendukung adanya platform bersama ini, sehingga bisa melancarkan ekosistem kendaraan listrik," ujar Darmawan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya