Genjot Ekonomi Kerakyatan, Kadin Bakal Bangun Industri Bambu dari Hulu ke Hilir

Kadin porong pengembangan industri bambu dari hulu ke hilir.
Sumber :
  • M Yudha P / VIVA.co.id

Jakarta - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menandatangani nota kesepahaman (Mou) dengan Yayasan Bambu Lestari, dalam upaya pemberdayaan industri bambu dari hulu ke hilir dengan berbasis ekonomi kerakyatan dan ekonomi sirkular.

Pupuk Kaltim Tegaskan Penerapan SNI Tingkatkan Daya Saing Perusahaan

Kepala Badan Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan Kadin Indonesia, Bambang Brodjonegoro mengatakan, langkah ini merupakan upaya mempromosikan bambu sebagai tanaman rakyat. Yang, kemudian bisa diolah lebih lanjut menjadi berbagai macam produk dan sumber energi.

"Yang terpenting adalah setiap kali pemanfaatan bambu itu, adalah bambu yang memang diusahakan atau dikembangkan oleh masyarakat sendiri," kata Bambang di kawasan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Senin, 12 Juni 2023.

Indonesia Investment Forum London, Ketum Kadin Anindya Bakrie Beberkan Strategi RI Kembangkan Green Financing

Dia menjelaskan, langkah itu akan dimulai dari wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT), tempat di mana Yayasan Bambu Lestari sudah memiliki aktivitas yang cukup besar dalam industri pemanfaatan bambu sebagai bahan produksi.

Proses Pembangunan Kampus Bambu Komodo di Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT

Photo :
  • Jo Kenaru/tvOne/Manggarai Barat-NTT)
Energi Mega Persada Jajaki Akuisisi Blok Migas Baru pada 2025

Mereka disebut sudah biasa menyalurkan bambu yang ditanam oleh masyarakat dan yang siap dipanen, untuk dipakai sebagai bahan baku suatu produksi seperti misalnya untuk membuat sepeda. "Dengan MoU ini, kita berupaya menciptakan ekosistem dari ekonomi bambu di Indonesia, yang kita mulai dari NTT," ujarnya.

Mengenai sebesar apa potensi bambu itu sendiri dalam mengembangkan ekonomi berbasis kerakyatan, Bambang mengatakan bahwa potensinya sangat besar. Bahkan, Amerika Serikat yang sudah memiliki tren pasar sendiri berupa produk sepeda dari bambu, sebenarnya justru tidak memiliki sumber bahan baku bambu itu sendiri.

"Bambu itu bisa tumbuh di mana saja di Indonesia. Kebetulan yang sudah mempunyai produk sepeda dari bambu pertama di dunia itu, adalah Amerika Serikat. Padahal di sana bambu itu sendiri tidak muncul lah istilahnya," kata Bambang.

Karenanya, Bambang menegaskan bahwa dengan adanya potensi dan peluang ekonomi yang besar dari pemanfaatan bambu, yang dapat dibudidayakan secara mandiri oleh masyarakat di berbagai daerah di Indonesia, Kadin pun berupaya untuk memaksimalkan pemberdayaannya demi memajukan ekonomi kerakyatan dan ekonomi sirkular.

"Intinya, kita ingin optimalkan bambu tidak hanya sebagai bagian dari alat produksi yang memberi manfaat buat masyarakat, tapi lebih dari itu. Yakni menjadi bagian untuk memperkuat upaya kita mencapai sustainability atau keberlanjutan, termasuk mitigasi dari perubahan iklim seperti misalnya bagaimana mengurangi karbon yang dihasilkan," kata Bambang.

"Jadi kita ingin memanfaatkan bambu, sebagai upaya untuk menciptakan keseimbangan antara keberlanjutan secara ekonomi, secara sosial, dan keberlanjutan secara lingkungan," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya