BPS Bantah Inflasi Inti Turun karena Merosotnya Daya Beli Masyarakat
- vivanews/Andry Daud
VIVA Bisnis – Inflasi inti pada Mei 2023 tercatat mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya. Badan Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan, inflasi inti kini ada di angka 2,66 persen atau turun dari April 2023 yang sebesar 2,83 persen.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa, Pudji Ismartini membantah turunnya inflasi inti Mei, dipicu karena menurunnya daya beli masyarakat. Sebab, inflasi inti erat hubungannya dengan daya beli masyarakat.
"Kita nggak bisa menyatakan adanya indikasi melemahnya daya beli," kata Pudji dalam konferensi pers di Jakarta, Senin, 5 Juni 2023.
Pudi menjelaskan, tren melandainya inflasi inti ini disebabkan oleh turunnya faktor musiman, hingga pergeseran permintaan masyarakat ke komponen lainnya.
"Permintaan pasca-Ramadhan dan Lebaran khususnya barang-barang hasil industri manufaktur berkurang. Jadi kita nggak bisa bilang ini melemahnya daya beli," ujarnya.
Menurutnya, tingginya permintaan masyarakat itu membuat pergeseran ke komponen harga bergejolak khususnya makanan minuman.
Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, turunnya inflasi tersebut lebih cepat dari perkiraan pihaknya.
"Terima kasih semuanya, kelihatan bahwa inflasi turun lebih cepat dari yang kita perkirakan, terutama kalau memang melihat komponen-komponen inflasi inti tetap rendah di bawah 3 persen," kata Perry usai Rapat Kerja bersama Komisi XI DPR RI Senin, 5 Mei 2023.
Perry menyatakan, turunnya inflasi RI ke angka 4 persen menunjukkan bahwa langkah pengendalian permintaan dari sisi moneter berjalan dengan baik.
"Itu membuktikan memang langkah untuk pengendalian permintaan dari sisi moneter cukup berhasil. Demikian juga volatile food yang terus rendah, ini dari hasil GNPIP (Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan)," ujarnya.