Kantongi Pendanaan Pra-Seri A dari Investor Taiwan, Quipster Digitalisasi Layanan Konstruksi
- ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko
VIVA Bisnis – Perusahaan pengadaan barang kebutuhan industri konstruksi, Quipster mengantongi pendanaan pra-seri A dengan nilai yang tak disebutkan. Pendanaan ini dipimpin oleh investor Taiwan, Chailease Holding, yang baru pertama kali berinvestasi di startup sektor konstruksi di Indonesia.
Chief Executive Officer Quipster Erwin Subroto mengungkapkan, dana yang terkumpul akan dialokasikan untuk mendigitalisasi konektivitas rantai pasok industri konstruksi. Serta, membangun infrastruktur guna memperluas penetrasi pengguna Quipster di kota-kota tier dua dan tiga atau sering dikategorikan sebagai kota non-metropolitan.
“Pasca merger TraktorHub dan Webtrace menjadi Quipster, kami telah membantu lebih dari 500 proyek konstruksi yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia. Hal ini diiringi dengan meningkatnya revenue kami sebanyak 300 persen (YoY).
Saat ini menurutnya, perusahaan memiliki 8.000 alat berat dan commercial vehicles berteknologi IoT serta lebih dari 500 kontraktor dan toko bangunan yang bergabung dalam ekosistem yang dibentuk. Karena itu digitalisasi harus dilakukan.
“Quipster siap mendigitalisasi rantai pasok industri konstruksi Indonesia dengan solusi pengadaan bahan dan alat konstruksi satu atap,” tutupnya.
Kevin Liao, Chief Strategy Officer, Chailease Holding, mengungkapkan bahwa Indonesia menduduki posisi keenam sebagai negara dengan jumlah startup terbanyak di dunia, jadi daya tarik tersendiri. Apalagi, terdapat hampir 2.500 startup dari Indonesia, tapi tidak banyak yang dapat memecahkan tantangan industri konstruksi.
“Quipster pun hadir guna membuat industri konstruksi lebih terintegrasi dari hulu hingga hilir. Terbukti, Quipster mencatatkan pertumbuhan yang positif dengan menyinergikan konstruksi dan teknologi. Kami yakin Quipster dapat memberikan sumbangsih terhadap perkembangan industri konstruksi Indonesia yang memiliki peluang luar biasa,” jelasnya.
Kinerja industri konstruksi di Indonesia diproyeksi bakal terus meningkat. Total pasar konstruksi Indonesia mencapai US#244,4 miliar pada tahun 2022. Pasar diproyeksikan tumbuh pada CAGR lebih dari 5 persen selama periode 2024-2027.
Hal ini didukung oleh lonjakan investasi pemerintah sebagai bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024 dan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2021– 2030. Ada tiga penggerak industri konstruksi ini, yaitu residensial, industrial dan infrastruktural.
David Hartono, COO, Quipster menyatakan, besarnya industri konstruksi di Indonesia sangat berpotensi. Contohnya, di sektor residensial, rumah yang dibangun lewat Program Sejuta Rumah pada tahun 2022 mencapai 1,1 juta unit.
“Sayangnya, industri konstruksi menghadapi sejumlah tantangan, mulai dari kurangnya konektivitas antara kontraktor dengan penyedia peralatan konstruksi dan toko bahan bangunan untuk proyek konstruksi di kota-kota non-metropolitan hingga problem klasik kesulitan dalam mengatur cash flow,” ungkapnya.
Kemudian lanjutnya, kurangnya konektivitas dalam rantai pasok di industri konstruksi ini berimbas pada biaya logistik yang tinggi dan kurangnya opsi alat berat dan jenis material yang tersedia di area lokal proyek.
“Tantangan lainnya adalah kurangnya transparansi transaksi, pembelian material dan utilisasi penggunaan alat berat di proyek konstruksi,” lanjut David.
Dia menjabarkan, melihat tantangan yang ada, platform Quipster memberikan empat kemudahan, pertama mnghubungkan kontraktor dengan jaringan penyewaan alat berat yang lebih efisien dan transparan. Kedua, pengadaan inventori berkualitas dan digitalisasi operasional toko-toko bahan bangunan dalam memenuhi kebutuhan kontraktor di kota-kota tier dua dan tiga.
Ketiga, membantu kontraktor memenuhi kebutuhan material bangunan melalui channel digital dan jaringan toko-toko bahan bangunan yang terafiliasi dengan Quipster. Lalu, keempat, pembiayaan dengan fitur pengaturan pembayaran bagi kontraktor dan toko bahan bangunan dalam platform Quipster.
“Kontraktor yang bergabung menggunakan layanan kami untuk mencari persewaan alat berat dan bahan bangunan dapat menghemat biaya procurement dan delivery hingga 25 persen. Toko bahan bangunan pun mendapatkan akses ke inventori berkualitas dan fast moving dengan dukungan pengiriman hingga ke pintu toko mereka, dengan harga yang lebih terjangkau hingga 15 perse dan berbagai opsi pembayaran dan pembiayaan,“ pungkas Erwin.