Pemerintah Waspadai Dampak El Nino ke Target Inflasi 2023

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto memberikan keterangan pers di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu, 3 Mei 2023. (ilustrasi)
Sumber :
  • ANTARA/Rangga Pandu Asmara Jingga

VIVA Bisnis– Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan, Pemerintah akan terus mewaspadai adanya ancaman El Nino atau musim kering berkepanjangan. Hal itu dilakukan agar inflasi dapat terjaga untuk mencapai target sasaran pada 2023.

Pertumbuhan Ekonomi hingga Inflasi Dipastikan Terjaga PPN Jadi 12 Persen, Sistem Perpajakan Makin Kuat

Airlangga mengatakan, pada Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini inflasi masih tetap terjaga stabil. Sebab pada April 2023 inflasi sebesar 0,33 persen secara month to month (mtm), ddibandingkan April 2022 yang sebesar 0,95 persen mtm, dan 0,40 persen mtm pada Mei 2022.

"Kondisi cuaca yang relatif kondusif mendukung capaian inflasi April namun, ke depan kita perlu mewaspadai terjadinya El Nino. Pemerintah dan Bank Indonesia melalui TPIP dan TPID akan terus memperkuat sinergi kebijakan untuk menjaga capaian inflasi tahun 2023 dapat kembali dalam rentang sasaran," kata Airlangga dalam keterangannya, Kamis, 4 Mei 2023.

Menko Airlangga Targetkan Transaksi Rp80 Triliun pada Tiga Program Diskon Nataru

Ilustrasi El Nino.

Photo :

Airlangga mengatakan, selama Ramadhan dan Idul Fitri 2023 ini inflasi yang stabil didukung oleh cuaca yang relatif kondusif. Sehingga pasokan pangan terutama produk hortikultura terjaga dan ditopang panen yang berlangsung Maret-April.

Gus Yahya: Masyarakat Perlu Dengar Penjelasan Pemerintah soal PPN 12 Persen

Sebagai upaya menjaga harga pangan tetap terkendali dan menjaga daya beli masyarakat, Pemerintah melakukan Gelar Pangan Murah (GPM) penyaluran, Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) serta penyaluran bantuan pangan (beras, daging ayam dan telur ayam).

"Selain itu, Pemerintah daerah juga aktif melaksanakan pasar murah untuk membantu masyarakat memperoleh bahan pangan pokok dengan harga terjangkau," jelasnya.

Airlangga melanjutkan, berdasarkan rilis data perkembangan Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia periode April 2023, menyebutkan bahwa PMI Manufaktur Indonesia berada pada level ekspansif sebesar 52,7. "Level tersebut naik dari posisi bulan lalu yang sebesar 51,9 dan merupakan level tertinggi sejak September 2022," ujarnya.

Kinerja PMI negara-negara ASEAN, kata dia, juga cukup bervariasi, beberapa di antaranya berada di posisi ekspansif, seperti Thailand (60,4 rekor tertinggi di Thailand), Myanmar (57,4), dan Filipina (51,4). Di sisi lain, Malaysia masih di zona kontraktif sebesar 48,8.

”Terus menguatnya aktivitas ekonomi membuat PMI Indonesia melanjutkan level ekspansif yang stabil dan berkelanjutan selama 20 bulan beruntun. Ini meningkatkan ekspektasi positif pelaku usaha atas kondisi ekonomi Indonesia, sehingga berpeluang dalam menarik investasi baru ke dalam negeri,” imbuhnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya