Pemerintah Belum Bayar Utang, Peritel Ancam Stop Jual Minyak Goreng

Stok Minyakita di Solo
Sumber :
  • VIVA/Fajar Sodiq

VIVA Bisnis – Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) mempertimbangkan, untuk menghentikan pembelian minyak goreng dari produsen dalam waktu dekat. Hal itu sebagai respons atas utang rafaksi atau pemotongan minyak goreng satu harga yang belum dibayarkan Pemerintah senilai Rp 300 miliar.

Banyak Khawatir Bayar Pakai QRIS Kena PPN 12 Persen, Ini Penjelasan Ditjen Pajak

Ketua Umum Aprindo, Roy N Mandey mengatakan Apindo juga sudah mengirimkan surat kepada Presiden Jokowi, terkait rafaksi tersebut. Sebab hingga saat ini belum ada kejelasan penyelesaian pembayaran minyak goreng periode 19-31 Januari 2022 lalu.

“Apindo sedang menginisiasi berbagai opsi, opsi tersebut di antaranya adalah menghentikan pembelian atau pengadaan minyak goreng dari produsen/pemasok migor, dalam waktu dekat," kata Roy dalam keterangan resmi Jumat, 14 April 2023.

Harga Emas Hari Ini 21 Desember 2024: Produk Antam Kinclong

Minyakita susah dicari di Pasar Cisalak, Depok

Photo :
  • Rahmad Ari Prakoso (Depok)

Roy menyatakan, berdasarkan data Apindo per 31 Januari 2022 tagihan rafaksi minyak goreng lebih dari Rp 300 miliar dari peritel jejaring dan lokal seluruh Indonesia.

Harga Emas Hari Ini 20 Desember 2024: Produk Global Stagnan, Antam Kinclong

Menurutnya, dalam kurun waktu lebih dari satu tahun terakhir Aprindo sudah melakukan audiensi secara formal maupun informal, waktu ke waktu. Dalam hal ini kepada Kementerian Perdagangan, Badan Penyelenggara Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Kantor Sekretariat Presiden, serta menyampaikan pada wakil rakyat pada Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Komisi VI DPR RI.

"Yang sampai saat ini, upaya kami ini belum menghasilkan informasi atas proses penyelesaian dan kepastian pembayaran rafaksi migor. Kami sangat berharap Bapak Presiden Joko Widodo dapat memberikan atensi bagi proses penyelesaian dan kepastian pembayaran rafaksi minyak goreng ini mengingat besarnya jumlah rafaksi yang sangat berarti bagi peritel anggota Aprindo," tegasnya.

Ketua Aprindo Roy Nicholas Mandey.

Photo :
  • VIVA.co.id/Novina Putri Bestari

Roy melanjutkan, pada Ramadhan ini merupakan momentum bagi peritel modern untuk meningkatkan produktivitas nya sebagai tempat atau lokasi terbentuknya konsumsi rumah tangga sebagai kontributor PDB.

"Saat konsumen berbelanja memenuhi segala kebutuhan pokok dengan harga yang stabil dengan ketersediaan barang yang cukup, menjelang puncak HBKN bulan Ramadhan ini, pada berbagai gerai anggota ritel Apindo," imbuhnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya