Profil Dewi Kam, Wanita Paling Tajir di Indonesia dengan Kekayaan Rp72 T
- YouTube wmygod
VIVA Bisnis – Tak disangka-sangka nama Dewi Kam merangsek naik ke daftar 10 orang terkaya di Indonesia. Menariknya, dia menjadi satu-satunya wanita yang berada dalam daftar tersebut.
Menurut laporan Forbes Real Time Billionaire, Selasa, 11 April 2023, harta kekayaan Dewi Kam ditaksir mencapai US$ 4,8 miliar atau setara dengan Rp 72 triliun (kurs Rp 15.000/dolar AS).
Nilai kekayaan yang dia miliki berhasil menempatkannya di posisi ke-8 orang paling tajir di Indonesia, tepatnya di bawah pemilik CT Corp, Chairul Tanjung di posisi ke-7, serta di atas pemilik Alfamart, Djoko Susanto di posisi ke-9.
Padahal tahun lalu, wanita berusia 72 tahun ini masih berada di peringkat ke-12 dalam daftar 50 konglomerat Indonesia versi Forbes. Kala itu, hartanya senilai US$21 miliar atau setara Rp 31,5 triliun.
Meski tercatat sebagai pendatang baru dalam daftar 10 orang terkaya, dalam dunia bisnis Dewi Kam bukanlah anak kemarin sore. Forbes mencatat, dia memiliki sederet pengalaman dalam pembangunan dan pengoperasian pembangkit listrik di Indonesia.
Profil Dewi Kam
Dikutip dari beberapa sumber Jumat, 14 April 2023, Dewi Kam adalah pemilik PT Sumberenergi Sakti Prima (SSP), yang bermitra dengan PT Bosowa Energi dalam proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jeneponto di Desa Punagaya, Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan.
Adapun, pembangkit yang berkontribusi menyediakan kebutuhan listrik Sulawesi Selatan ini berkapasitas 2x125 MW. Sebagai informasi, proyek di sektor kelistrikan ini dibangun dan mulai dioperasikan penuh oleh Bosowa Energi dua tahun lalu setelah diresmikan Menteri ESDM Jero Wacik pada 19 Desember 2012.
Kemudian, menurut laporan Indonesia Corruption Watch, Dewi Kam turut terdaftar sebagai pemegang saham Birken Universal Corporation Virgin Islands Inggris dan punya peranan dalam PLTU Cilacap di Desa Karangkandri, Cilacap, Jawa Tengah.
Data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut, proyek PLTU Cilacap dikembangkan oleh PT Sumber Segara Primadaya (SSP), di mana sahamnya dikuasai SSP sebanyak 51 persen, sementara sisanya dikuasai PT Pembangkit Jawa-Bali (PJB) sebesar 49 persen.
Diketahui ia juga mengoleksi sebagian besar saham perusahaan batubara PT Bayan Resources Tbk. Dewi Kam adalah pemilik saham minoritas sebesar 10 persen di emiten berkode BYAN tersebut.