Komisi VII DPR Apresiasi Progres Ekspansi PT Smelting oleh Freeport Indonesia

Groundbreaking Pembangunan Smelter PT Freeport Indonesia di KEK Gresik. (Ilustrasi)
Sumber :
  • Biro Pers Sekretariat Presiden

VIVA Bisnis – PT Freeport Indonesia (PTFI) dan PT Smelting menerima kunjungan kerja Komisi VII DPR RI di area PT Smelting, Gresik, Jawa Timur. Kunjungan yang dilakukan itu untuk meninjau kemajuan ekspansi PT Smelting, sebagai fasilitas peleburan dan pengolahan konsentrat tembaga, yang telah mencapai 76 persen penyelesaian.

Saksi Mahkota Blak-blakan Alasan PT Timah Tak Garap Wilayah IUP Miliknya Sendiri

Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Bambang Haryadi menilai, pengembangan PT Smelting sebagai salah satu realisasi komitmen PTFI dalam mendorong percepatan program hilirisasi produk tambang di Indonesia.

“Progres ekspansi PT Smelting hingga kini cukup bagus, sebenarnya kalau tanpa kemarin pandemi (smelter Freeport) saya pikir sudah siap. Kita melihat bahwa progres pembangunan smelter Freeport sudah cukup bagus, cuma kita tahu semua, pandemi yang menghantam dunia dua tahun terakhir sangat mengganggu,” kata Bambang dikutip dalam keterangan resmi, Kamis, 6 April 2023

Saksi Sebut Kerja Sama PT Timah dan Smelter Swasta Sesuai Rekomendasi BPK

Kunjungan Media ke Proyek Smelter Freeport Indonesia di Gresik.

Photo :
  • Istimewa.

Dia menegaskan, Komisi VII akan berdiskusi dengan semua pembuat smelter, khususnya PT Freeport, PT Antam untuk bagaimana mencari solusi dari kejadian pandemi tersebut.

MIND ID Kasih Bukti Hilirisasi Tekan Impor hingga Genjot Kinerja Manufaktur Nasional

Adapun PTFI menargetkan, ekspansi tersebut akan rampung pada November 2023 kemudian dilanjutkan dengan peningkatan kapasitas pengolahan sampai akhir Desember 2023. Sehingga pada awal tahun 2024, PT Smelting akan mampu beroperasi dengan kapasitas baru.

Progres ekspansi PT Smelting oleh PTFI tersebut mencakup penambahan refinery cells (sel elektrolit untuk memurnikan konsentrat) serta peningkatan daya listrik menjadi 40,45 megawatt.

Melalui penambahan tersebut, kapasitas pengolahan konsentrat tembaga di PT Smelting akan bertambah dari 1 juta dry metric ton (dmt) menjadi 1,3 juta dmt per tahun. Sehingga, katoda tembaga yang dihasilkan dari proses pengolahan tersebut akan meningkat dari 300 ribu ton per tahun menjadi 350 ribu ton per tahun.

Sementara itu, Presiden Direktur PTFI Tony Wenas mengatakan, dengan nilai investasi sebesar 250 juta dolar AS atau setara dengan Rp 3,2 triliun, PTFI telah meningkatkan kepemilikan sahamnya terhadap PT Smelting dari 39,5 persen menjadi 65 persen.

“Aksi korporasi berupa peningkatan kapasitas pengolahan PT Smelting ini sejalan dengan semangat pemerintah Indonesia untuk terus mengembangkan industri hilir dalam negeri. Dukungan ini, yang juga diikuti dengan terciptanya nilai tambah melalui peningkatan nilai investasi perusahaan serta penyerapan tenaga kerja," jelasnya.

Selain tengah menyelesaikan ekspansi PT Smelting, PTFI juga tengah menyelesaikan smelter keduanya di Kawasan Ekonomi Khusus Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) di Manyar, Gresik, yang telah rampung 56,5 persen.

Smelter kedua milik PTFI yang akan rampung pada Desember 2023 ini akan memiliki kapasitas pengolahan hingga 1,7 juta dmt konsentrat tembaga, menghasilkan 550,000 ton katoda tembaga per tahun.

Dengan demikian, melalui pengoperasian dua smelter ini, PTFI akan mampu memurnikan hingga 3 juta dmt konsentrat tembaga per tahun dan memenuhi mandat Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) terkait pembangunan smelter.

“Pada akhirnya, pengoperasian kedua smelter ini akan memungkinkan PTFI untuk memurnikan seluruh konsentrat tembaga di dalam negeri, sekaligus semakin mempertegas posisi Indonesia sebagai produsen tembaga berkelas dunia. Indonesia tidak hanya akan semakin dikenal sebagai salah satu negara penghasil tembaga terbesar di dunia, tetapi juga secara kualitatif, sebagai industri tembaga yang terintegrasi dari hulu ke hilir,” tutup Tony.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya