Cetak Laba Bersih Rp 696,49 Miliar di 2022, Siloam Pakai Strategi Ini
- VIVA/Nur Faishal
VIVA Bisnis – PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO), anak usaha PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) di sektor pelayanan kesehatan menunjukkan hasil penerapan strategi jangka panjang bertajuk Siloam 5.0. Strategi pengembangan sekaligus monitoring kinerja yang dimulai sejak tahun 2019 tersebut terbukti sukses mendorong kinerja SILO.
Alhasil, pada tahun 2022, SILO berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 9,51 triliun atau naik 1,45 persen dibandingkan dengan tahun 2021 yang sebesar Rp9,38 triliun. Laba usaha SILO juga tercatat naik menjadi Rp1,02 triliun pada tahun 2022, dari Rp 1,01 triliun pada tahun 2021.
Sedangkan, laba bersih SILO pada tahun 2022 mencapai Rp 696,49 miliar, naik 3,31 persen dibandingkan dengan tahun 2021 yang sebesar Rp 671,41 miliar.
Group Chief Executive Officer (CEO) LPKR sekaligus Komisaris Utama SILO John Riady mengatakan, LPKR melalui SILO berkomitmen untuk terus mengembangkan industri kesehatan di Indonesia. Industri kesehatan merupakan salah satu industri atau sektor yang penting dan perlu dikembangkan di Indonesia. Terlebih lagi, perekonomian diperkirakan semakin bertumbuh dan kebutuhan akan fasilitas kesehatan semakin tinggi.
"LPKR melalui SILO akan terus melanjutkan ekspansi. Kami memiliki misi untuk memenuhi kebutuhan healthcare di Indonesia, dan tentunya berkomitmen untuk terus bertumbuh," kata John dalam keterangan tertulis, Selasa, 4 April 2023.
Sejak tahun 2020, dijelaskan, Siloam 5.0 diimplementasikan sehingga SILO memiliki target bisnis yang terstruktur. Pada tahun 2022, Siloam 5.0 berjalan dengan lancar mulai dari target, monitoring, hingga eksekusi.
Melalui penerapan Siloam 5.0, SILO berhasil menutup tahun buku 2022 dengan hasil yang sangat baik melalui program klinis berkelanjutan, investasi untuk meningkatkan kualitas layanan, memperkuat kemitraan dengan pemerintah dan mitra asuransi, optimasi dari perluasan jaringan, dan perjalanan bisnis digital transformatif.
Di saat yang sama, dilaskannya bahwa strategi SILO sendiri terdiri dari 4 pilar, yaitu Pertumbuhan Bisnis Inti, Perluasan Jaringan, Program Klinis, dan Digital Bisnis. Pada Pertumbuhan Bisnis Inti, Siloam melanjutkan fokusnya pada pengembangan dan transformasi komposisi pembayaran, dan meningkatkan program loyalitas pasien.
Hasilnya, pasien pembayaran individu pada tahun 2022 memberikan kontribusi lebih dari 80 persen dari total pendapatan SILO, sedangkan kontribusi dari pengguna BPJS Kesehatan dipertahankan sebesar 20 persen dari total pendapatan.
Transformasi mix pembayaran ini membuat SILO meningkatkan pendapatan rata-rata per tempat tidur (ARPOB) dari Rp 2,2 miliar pada tahun 2019 menjadi Rp 3,3 miliar pada tahun 2022.
Selain itu, fokus pada saluran bisnis digital telah mengarah pada transaksi hingga komunikasi end-to-end terintegrasi. Keterlibatan yang lebih baik dengan pasien dan transparansi catatan medis sekarang tersedia untuk setiap pasien melalui aplikasi seluler.
SILO juga berkomitmen berinvestasi dalam mengembangkan Centres of Excellences (CoE) berstandar tinggi seperti Onkologi, Kardiologi, Neurologi, dan Urologi sehingga tingkat kunjungan pasien meningkat.
Pada tahun 2022, Inpatient Days (Hari Rawat Inap) mencapai 813.676 hari atau tumbuh 13,7 persen dibandingkan tahun 2021. Adapun total Kunjungan Rawat Jalan per tahun 2022 lebih dari 3,2 juta pasien atau meningkat 33,9 persen dibandingkan tahun 2021. Pertumbuhan volume pasien didorong oleh tingginya kompleksitas kasus dan jumlah perawatan bedah yang lebih tinggi.