Pengguna Kartu GPN Terus Turun, BCA Ungkap Kondisinya

Kartu GPN BCA.
Sumber :
  • Rifki Arsilan/VIVA.co.id.

VIVA Bisnis – PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mengungkapkan, saat ini jumlah pengguna kartu debit berlogo Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) mengalami penurunan. Hal itu disampaikan oleh Direktur Bank BCA, Santoso Liem. 

Update Terbaru Saldo Minimum Rekening di BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri

Santoso menuturkan, penurunan jumlah pengguna kartu debit berlogo GPN disebabkan karena belum selesainya ekosistem. 

"(Pengguna GPN) berkurang dari waktu ke waktu. Ekosistem ini belum jadi semua, jadi BI (Bank Indonesia) sedang menata dari waktu ke waktu," kata Santoso dikutip Selasa, 4 April 2023. 

Cara Alto Network Perkuat Sinergi dan Kolaborasi Antar Industri Keuangan di Asia Tenggara

Logo Gerbang Pembayaran Nasional atau GPN.

Photo :
  • VIVA.co.id/Fikri Halim

Menurut Santoso, framework atau kerangka kerja kartu debit berogo GPN sudah berubah. Sebab, dahulu GPN menjadi center of settlement.

BSSN Sebut Sistem dan Aplikasi Milik Pemerintah Rentan Disusupi Judi Online

"Sekarang tidak lagi demikian. Center of settlement GPN masih ke physical pakai EDC ATM" jelasnya. 

Santoso melanjutkan, ke depan untuk center of settlement akan dipegang oleh BI FAST. Maka dengan itu, kontribusi empat jasa switching akan berkurang dan mulai mengalihkan bisnis ke model lain.

"Center of settlement ke depan harus dalam platform BI semuanya," terangnya. 

Adapun, GPN pertama kali diluncurkan oleh Bank Indonesia (BI) pada 3 Mei 2018. Peluncuran kartu debet berlogo Gerbang Pembayaran Nasional untuk digunakan pada seluruh perbankan nasional. 

"Ini menjadi momentum penting dari implementasi blue print sistem pembayaran Indonesia yang diharapkan bisa terkoneksi. Ini menjadi simbol sistem pembayaran yang terkoneksi, teroperabilitas antar sistem pembayaran," kata Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo. 

Menurutnya, dengan tidak laginya sistem pembayaran yang terfragmentasi tersebut, maka perbankan bisa melakukan penghematan hingga Rp1,3 triliun per tahun untuk investasi infrastruktur maupun teknologinya. Karena tidak lagi perlu bersaing dari segi pengadaan ATM maupun EDC.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya