Pengetatan Kebijakan Moneter Global Terus Berlanjut, OJK: Ekonomi RI Tumbuh Solid

Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar.
Sumber :
  • VIVA/Anisa Aulia

VIVA Bisnis – Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 29 Maret 2023 menilai, stabilitas sektor jasa keuangan tetap terjaga dengan kinerja intermediasi lembaga Jasa Keuangan (LJK) yang meningkat, dan permodalan serta likuiditas berada di level yang memadai.

"Kondisi tersebut menjadi modalitas penting dalam menghadapi dinamika global," kata Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, dalam telekonfrensi pers 'RDK Bulanan Maret 2023', Senin, 3 April 2023.

Dia menambahkan, pada bulan Maret 2023, laju pengetatan kebijakan moneter yang cepat mulai menekan stabilitas sistem keuangan global, dengan bergejolaknya sistem perbankan global akibat penutupan beberapa bank di Amerika Serikat (AS) dan Eropa.

Otoritas negara-negara itu telah bertindak cepat untuk mengatasi permasalahan tersebut, sehingga mencegah merambatnya penularan resiko. Di sisi lain, kinerja perekonomian global di 2023 secara umum resilience, yang ditunjukkan oleh pasar tenaga kerja Amerika Serikat yang masih solid dan tekanan inflasi yang mereda.

"Meskipun masih berada di tingkat yang tinggi seiring meredanya tekanan pada rantai pasok global," ujar Mahendra.

Ketua DK OJK, Mahendra Siregar.

Photo :
  • M Yudha P / VIVA.co.id

Sementara itu, pembukaan kembali perekonomian Tiongkok berlanjut dengan kegiatan perekonomian masyarakat dan industri di Tiongkok yang terus membaik. Namun, pengetatan kebijakan moneter global dinilai akan terus berlanjut, seiring tingkat inflasi dari sisi permintaan yang masih tinggi.

Di tengah dinamika perekonomian global itu, indikator perekonomian domestik kembali mencatat pertumbuhan solid. Di mana, neraca dagang melanjutkan surplus di Februari 2023, purchasing Managers index (PMI) manufaktur juga terus berada di zona ekspansi, dan telah berlangsung dalam waktu 18 bulan terakhir ini.

Puan Sebut Kenaikan PPN 12 Persen Amanat UU Tapi Harus Cermat

Ketua OJK, Mahendra Siregar.

Photo :
  • VIVA/Anisa Aulia

Namun demikian, optimisme dan konsumsi masyarakat mencatatkan penurunan tipis, yang terkonfirmasi dari penurunan indeks keyakinan konsumen dan indeks penjualan ritel.

BI Proyeksikan Kenaikan Inflasi 0,2% akibat PPN 12%, Begini Dampaknya

"Di mana hal itu memang lazim terjadi pascahari besar keagamaan nasional Natal dan Tahun Baru," ujarnya.

Pertimbangan Utama The Fed Pangkas Suku Bunga 25 Bps, Kebijakan Trump Jadi Sorotan
Pertumbuhan ekonomi di Indonesia

Pertumbuhan Ekonomi hingga Inflasi Dipastikan Terjaga PPN Jadi 12 Persen, Sistem Perpajakan Makin Kuat

Kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen yang berlaku mulai 1 Januari 2025 mendapat sorotan dari masyarakat.

img_title
VIVA.co.id
22 Desember 2024