BPS Ingatkan Kenaikan Inflasi Dipicu Tarif Angkutan Mudik hingga Kue Lebaran
- VIVA/Anisa Aulia
VIVA Bisnis – Badan Pusat Statistik (BPS) mengingatkan Pemerintah untuk mewaspadai kenaikan inflasi pada periode Ramadhan dan Idul Fitri 2023. Beberapa harga komoditas diprediksi akan menjadi penyumbang inflasi seperti tarif angkutan hingga komoditas pangan.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini mengatakan, untuk bulan Maret 2023 atau awal Ramadhan inflasi lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Tercatat inflasi secara month to month (mtm) Maret 2023 sebesar 0,18 persen atau lebih rendah dari tahun 2022 yang sebesar 0,95 persen.
"Kita waspadai disini bisa terlihat beberapa komoditas yang memberikan andil terbesar pada periode di mana terdapat Ramadhan dan juga Hari Raya Idul Fitri. Maka kita perlu mewaspadai terhadap kenaikan harga beberapa komoditas yang mungkin terdampak tingginya permintaan," kata Pudji dalam konferensi pers Senin, 3 April 2023.
Pudji menjelaskan, beberapa harga komoditas yang perlu diwaspadai diantaranya, tarif angkutan udara, daging sapi, daging ayam ras, bawang merah, hingga telur ayam ras.
"Jika kita lihat secara historis komoditas yang berpotensi menyumbang inflasi pada perayaan Idul Fitri adalah tarif angkutan udara disebabkan tingginya permintaan karena ramainya arus mudik. Kemudian daging sapi, daging ayam ras, telur ayam ras karena tingginya permintaan kue lebaran," ujarnya
Sebelumnya, BPS mencatat inflasi pada Maret 2023 secara tahunan sebesar 4,97 persen secara year on year (yoy). Sedangkan secara bulanan terjadi inflasi sebesar 0,18 persen mtm.
Pudji mengatakan, secara bulanan juga terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) 114,36 pada Maret 2023 dari Februari 2023 yang sebesar 114,16.
"Secara yoy terjadi inflasi sebesar 4,97 persen dan tahun kalender terjadi inflasi sebesar 0,68 persen," ujarnya.
Dia merinci, berdasarkan kelompok pengeluaran penymbang inflais terbesar Maret 2023 berasal dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau.
"Selain itu, terdapat kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi dengan deflasi terdalam pada kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga," jelasnya.