Lampaui Target, Simak Kinerja Bisnis Pengolahan dan Petrokimia Pertamina Sepanjang 2022
VIVA Bisnis – Subholding Pertamina untuk bisnis refining and petrochemical, PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) mencatatkan kinerja operasi positif pada tahun 2022. Capaian itu jauh melampaui target Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) yang ditetapkan.
"Terdapat beberapa faktor utama yang mendorong kinerja positif tersebut, antara lain optimasi kilang dan efisiensi biaya operasional," ujar Direktur Utama PT KPI, Taufik Aditiyawarman di Jakarta, Senin, 27 Maret 2023.
Taufik mengungkapkan bahwa optimasi kilang dilakukan dengan menghasilkan produk bernilai tinggi (high valuable product). Itu sesuai dengan pergerakan perbedaan antara harga minyak mentah sebagai bahan baku dan harga produk yang dihasilkan kilang (crack spread).
“Optimasi kilang juga dilakukan dalam proses pengadaan crude (minyak mentah). Kita diberikan fleksibilitas dalam mengolah crude bagian negara agar dapat memberikan profitabilitas kilang yang lebih baik.” jelas Taufik.
Terkait dengan intake kilang, PT KPI berhasil melampaui target sebanyak 14 persen di atas target karena terjadinya peningkatan permintaan pascapandemi serta proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balongan yang sudah onstream sejak Juni 2022 yang menambah kapasitas pengolahan sebanyak 25 ribu barel per hari (kbpd).
Upaya untuk menghasilkan produk-produk bernilai tinggi dilakukan untuk meningkatkan angka Yield Valuable di mana salah satu produk yang didorong adalah MFO Low Sulfur (untuk bunker kapal) atau bahan bakar kapal laut ramah lingkungan. Menurut Taufik hal ini berhasil menjadikan imbal hasil produk atau Yield Valuable Product (YVP) di atas target.
Persentase produksi produk bernilai tinggi, mencapai realisasi sekitar 82 persen, lebih tinggi daripada target pada RKAP sekitar 79,9 persen.
Selain itu, ia melanjutkan, Plant Availability Factor (PAF) yang merupakan indikator keandalan operasi kilang terhadap perencanaan operasi juga berhasil ditingkatkan. “Menjadi hampir 100 persen lebih tinggi daripada versi RKAP, sekitar 99 persen,” jelas Taufik.
Efisiensi Biaya
Faktor lain terkait efisiensi biaya operasi kilang, Taufik melanjutkan, adalah pemakaian energi yang dikendalikan hingga angkanya di bawah target RKAP. Indeks intensitas penggunaan energi untuk produksi di kilang atau Energy Intensity Index (EII) tercatat di angka 108,3, lebih rendah daripada yang ditetapkan pada RKAP yang hampir sebesar 108,7.
Untuk angka realisasi EII, semakin kecil angka index, menggambarkan kinerja yang semakin baik. Program yang dilakukan untuk penurunan EII antara lain utilisasi listrik dan gas eksternal serta peremajaan peralatan.
Pada kesempatan itu, Taufik juga menambahkan terkait aspek pengembangan kilang, PT KPI telah menyelesaikan 2 proyek (onstream) di tahun 2022. Kedua proyek tersebut adalah Green Refinery Cilacap Phase 1 yang telah berhasil memproduksi Hydrotreated Vegetable Oil (HVO) atau green diesel D100 dari feedstock RBDPO, serta RDMP Balongan yang telah berhasil menambah kapasitas pengolahan sebanyak 25 kbpd, menjadi 150 kbpd.
Selain itu, BBM yang dihasilkan di Kilang Balongan juga berkualitas setara EURO V. “Proyek-proyek lain yang dikerjakan oleh PT KPI ditargetkan akan selesai secara bertahap, dan proyek berikutnya yang ditargetkan selesai adalah Revamp TPPI (tahun 2023) dan RDMP Balikpapan (tahun 2024-2025),” lanjut Taufik.
Ia menjelaskan, kinerja positif PT KPI juga tak lepas dari dukungan mitra bisnis. "Kami sampaikan apresiasi kepada seluruh mitra bisnis yang telah mendukung pencapaian kinerja positif baik dari Pertamina Group maupun mitra bisnis lain di tanah air maupun di luar negeri." tutup Taufik.