Bentuk PalmCo, Holding PTPN Targetkan Produksi Minyak Goreng Naik 4 Kali Lipat

Muhammad Abdul Ghani, Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III.
Sumber :
  • Dokumentasi PTPN.

VIVA Bisnis – Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Perkebunan, Holding Perkebunan Nusantara PTPN III mengumumkan secara resmi rencana penggabungan 13 perusahaan di bawah Holding Perkebunan Nusantara, menjadi dua Sub Holding. Rencana tersebut akan dilaksanakan dalam dua bulan ke depan.

Rantai Distribusi Panjang, Penyebab Utama Lonjakan Harga Minyak Goreng

Muhammad Abdul Ghani, Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III, menjabarkan, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) V, VI dan XIII akan bergabung ke dalam PTPN IV atau nantinya dikenal sebagai Sub Holding PalmCo. Sedangkan PTPN II, VII, VIII, IX, X, XI, XII, dan XIV akan bergabung ke dalam PTPN I atau nantinya dikenal sebagai Sub Holding SupportingCo.

“Penggabungan Sub Holding PalmCo dan SupportingCo diharapkan akan segera terlaksana dalam waktu dua bulan ke depan atau bulan Mei 2023,” ujar Ghani dikutip dari keterangannya, Kamis, 23 Maret 2023.

Penundaan Rencana Pembentukan BPI Danantara Jadi Sorotan

Dia menegaskan, rencana penggabungan ini adalah sejalan dengan rencana strategis Pemerintah dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) untuk mewujudkan ketahanan pangan. Juga sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo tentang hilirisasi dan industrialisasi CPO kelapa sawit, serta untuk memenuhi kebutuhan minyak goreng dalam negeri.

Kendaraan melintas di kawasan perkebunan kelapa sawit milik PTPN, Sariak, Pasaman Barat, Sumatra Barat.

Photo :
  • ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Dirut PLN Sambangi Kantor Danantara, Ada Apa?

“Sub Holding PalmCo ini menjadi salah satu kunci untuk meningkatkan produktivitas perkebunan, serta kapasitas produksi komoditas olahan sawit. Termasuk hasil panen tandan buah segar (TBS), serta kapasitas produksi crude palm oil (CPO), minyak nabati dan minyak goreng,” kata Abdul Ghani.

Selain itu, PalmCo berencana akan membangun industri hilir biodiesel dengan kapasitas 450.000 ton RBDPO/tahun pada 2025. Sebagai bentuk peran serta dalam program B30 dan rencana program B40, pembangunan pabrik Bio CNG pada 6 Unit PKS yang berada didalam PalmCo sampai 2024.

“Melalui kerja sama kemitraan dan melakukan program peremajaan sawit rakyat seluas 60.000 ha sampai dengan tahun 2026”, tambah Ghani.

Sedangkan SupportingCo menurut Abdul Ghani, akan menjadi Perusahaan Pengelola Aset Perkebunan Unggul. Mencakup kegiatan pemanfaatan aset perkebunan melalui optimalisasi dan divestasi aset, pengelolaan tanaman perkebunan serta bentuk diversifikasi usaha lainnya yang mampu memberikan nilai tambah bagi perusahaan seperti green business.

Pekerja mencuci biji kopi robusta untuk diproses sebagai komoditi ekspor ke Italia, Jepang, dan Italia di pabrik kopi milik PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IX, Jambu, Kabupaten Semarang, Jateng

Photo :
  • ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

Pembentukan PalmCo dan SupportingCo adalah bagian dari transformasi PTPN, di mana dalam 2 tahun terakhir transformasi PTPN menghasilkan kinerja yang meningkat. Pada 2021, PTPN Group mencatatkan laba bersih sebesar Rp 4,64 triliun dan dan EBITDA sebesarRp 14,18 triliun.

Kemudian pada 2022, laba bersih mencapai Rp 6,02 triliun, atau naik 30% secara tahunan (YoY), dan EBITDA sebesar Rp 15,83 T triliun. Diharapkan, PalmCo akan menjadi salah satu perusahaan sawit terbesar di dunia dari sisi luas lahan, yaitu mencapai lebih dari 600 ribu Ha pada tahun 2026, dan akan menjadi pemain utama industri sawit dunia.

Selain itu sebagai bagian dari PSN, PTPN melalui PalmCo akan melaksanakan inisiatif strategis dalam mendukung program prioritas nasional, yaitu hilirisasi industri kelapa sawit melalui pembangunan 1 unit pabrik minyak goreng.

Pembangunan pabrik minyak goreng dilakukan melalui kerja sama kemitraan termasuk tolling pada tahun 2025-2026. PTPN nantinya akan mampu meningkatkan produksi minyak goreng curah dalam negeri dan meningkatkan produksi CPO.

“Melalui pembentukan PalmCo, diharapkan pada 2026, PTPN akan mampu memproduksi 1,8 juta ton minyak goreng. Diperkirakan produksi minyak goreng PTPN akan meningkat dari 460.000 ton/tahun di 2021 menjadi 1,8 juta ton/tahun (4 kali lipat) di 2026,” ujar Abdul Ghani.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya