Silicon Valley Bank Bangkrut, Wamenkeu Perintahkan Perbankan RI Perkuat Fundamental
- Antara/Reuters/Nathan Frandino
VIVA Bisnis – Bangkrutnya tiga bank di Amerika Serikat (AS) secara berdekatan telah berdampak terhadap beberapa negara, khususnya Eropa. Untuk itu, Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara memerintahkan kepada perbankan RI salah satunya OCBC NISP, untuk memastikan fundamentalnya kuat.
Suahasil mengatakan, dari efek bangkrutnya beberapa bank di AS itu terus dimonitor pemerintah. Sebab, menurutnya, Indonesia tetap merupakan bagian dari konstelasi global.
"Ini akan menjadi satu hal secara terus menerus, seksama karena bagaimana pun juga Indonesia adalah bagian dari konstelasi global. Ketika kita melihat apa efeknya terhadap Indonesia maka yang sudah pasti kita musti lihat fundamental ekonomi kita kokoh enggak," ujar Suahasil dalam OCBC NISP Business Forum di The St. Regis Jakarta, Selasa, 21 Maret 2023.
Suahasil melanjutkan, dengan, itu dia menilai perbankan di Indonesia harus memperkuat fundamental. Hal itu sebagai antisipasi agar kejadian serupa tidak terjadi di Indonesia.
"Saya juga ingin mengajak kepada Bank OCBC untuk melihat terus ke dalam, kokoh nggak. Pastikan kokoh, pastikan kesiap-siagaan," jelasnya.
Menurutnya, untuk saat ini, perekonomian Indonesia masih dalam posisi yang kuat. Karena pada 2022 ekonomi RI berhasil tumbuh 5,31 persen.
"Menjadi satu hal yang penting dan kalau di tingkat makro Indonesia pemulihan ekonomi 2022 sangat kuat. Ini bagian dari kokohnya kita, bagian kita memastikan kita berdiri kokoh," imbuhnya.
Sebelumnya diberitakan, bank pemberi modal bagi para pelaku startup yakni Silicon Valley Bank dikabarkan mengalami kebangkrutan pada Jumat, 10 Maret 2023.
Para karyawan SVB dilaporkan justru baru saja menerima bonus tahunan mereka, beberapa jam sebelum Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) selaku regulator, menyita bank tersebut.
SVB disebut-sebut tengah berada dalam pergolakan, yang dipicu oleh investor modal ventura dan pendiri startup yang panik dengan adanya penyitaan oleh FDIC sekitar hari Jumat siang, 10 Maret 2023 itu.
Adapun sinyal runtuhnya perusahaan mulai terlihat pada Rabu, 8 Maret 2023, ketika SVB mengumumkan bahwa mereka telah menjual banyak sekuritas yang merugi. Di mana, setidaknya ada US$2,5 miliar atau senilai Rp 38 triliun saham baru untuk menopang neraca keuangan.