Kementerian ESDM Beberkan Kerugian RI Jika Terus Pakai Energi Fosil
- VIVA/Mohammad Yudha Prasetya
VIVA Bisnis – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus berkomitmen untuk melanjutkan transisi energi di Tanah Air. Hal ini guna mengalihkan pemanfaatan energi fosil menjadi energi baru terbarukan (EBT) di masyarakat secara luas.
Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Rida Mulyana mengatakan, begitu pentingnya Indonesia melakukan transisi energi adalah karena hal itu tidak jauh dari tujuan pemerintah, demi mewujudkan ketahanan dan kemandirian energi secara nasional.
"Karena saat ini sebagian besar masyarakat Indonesia juga masih menggunakan alat transportasi yang berbasis BBM (energi fosil)," kata Rida dalam sambutannya di 'Human Capital Summit 2023' yang digelar Kementerian ESDM di kawasan Senayan, Jakarta, Selasa, 21 Maret 2023.
Energi Fosil Masih Diimpor
Dia menambahkan, untuk Indonesia sendiri, saat ini ada sebagian bahan baku BBM yang harus diimpor dari luar negeri. Artinya, ketahanan energi Indonesia saat ini masih sangat ditentukan oleh kondisi supply dan demand di luar negeri.
"Khususnya untuk 'crude oil' atau minyak mentah, dan juga produknya berupa BBM dan LPG," ujarnya.
Kemudian, Rida mengakui bahwa 65 persen lebih dari listrik yang digunakan masyarakat Indonesia saat ini, masih berasal dari energi batu bara sebagai sumber utamanya. Meski demikian, Dia menegaskan bahwa sebenarnya tidak ada hal yang salah dengan penggunaan batu bara sebagai sumber energi listrik ini.
"Yang salah adalah kalau kita tidak bereaksi dan kemudian tidak beralih dari situ, sepanjang teknologi yang bisa meredam emisinya belum memenuhi standar yang kita harapkan," kata Rida.
Hal-hal itulah yang menurut Rida sangat penting untuk Indonesia, agar segera berupaya merealisasikan langkah transisi energi tersebut. Dia menekankan, Indonesia memang harus segera pindah dari pemanfaatan energi fosil ke energi terbarukan, karena saat ini kondisinya sudah sangat ketergantungan baik dari sisi penggunaannya maupun ketersediaan dan harganya.
Sementara di sisi lain, potensi EBT di Indonesia sangat melimpah, namun pemanfaatannya masih sangat sedikit. Sehingga, di satu sisi kita masih tergantung terhadap luar negeri, serta isu lingkungan di dalamnya terkait target menurunkan gas rumah kaca. Namun di sisi lain, kita juga masih punya potensi energi baru terbarukan yang masih melimpah, dan menunggu untuk dikembangkan dan dimanfaatkan
"Nah, ini semua sudah kita sadari dan kita sepakati, serta kita tuangkan dalam bentuk Net Zero Emission Road Map. Targetnya sudah jelas sampai 2060 atau lebih cepat," ujarnya.