Porsi Kredit UMKM Capai 84,8 %, Dana Murah BRI Terbesar Sepanjang Sejarah

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Sumber :
  • www.skyscrapercity.com

VIVA Bisnis – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BBRI mengungkapkan, berhasil menghimpun dana murah atau (Current Account Saving Account/CASA) terbesar sepanjang masa.

Terus Dorong Pelaku UMKM Naik Kelas, BRI Telah Salurkan KUR Rp158,6 Triliun

Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, hingga Desember 2022 BRI telah menghimpun dana masyarakat sebesar Rp 1.307,88 triliun atau tumbuh 14,85 persen. Dalam hal ini didominasi oleh CASA.

"Di dominasi oleh dana murah atau CASA yang porsinya mencapai 66,7 persen atau menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah BRI. Di mana porsi CASA BRI belum pernah mencapai 66,7 persen dan sekarang sudah mencapai," ujar Sunarso dalam konferensi pers Senin, 13 Maret 2023.

OJK Pastikan UMKM yang Utangnya Dihapus karena Masuk Kriteria PP 47/2024 Keluar dari Daftar Hitam SLIK

Sunarso melanjutkan, untuk penyaluran kredit, tercatat total kredit dan pembiayaan BRI Group mencapai Rp 1.139,08 triliun. Pada portofolio kredit mikro tumbuh double digit 13,9 persen secara year on year (yoy).

Dirut Bank Rakyat Indonesia, Sunarso.

Photo :
  • Dok. BRI
Pengusaha Dimudahkan Dengan Dana Cair Hingga 4 Kali Sehari di BRIMerchant

"Hal ini menjadikan proporsi kredit UMKM dibanding total kredit BRI terus meningkat, yakni total porsi kredit UMKM itu mencapai 84,84 persen," jelasnya.

Sebelumnya, BRI juga berhasil membukukan laba bersih atau keuntungan sebesar Rp 51,4 triliun.

Sunarso mengatakan, dengan perolehan laba itu total aset yang tumbuh mencapai double digit sebesar 11,18 persen secara year on year (yoy) atau Rp 1.865,64 triliun.

Gedung BRI II, Bank Rakyat Indonesia

Photo :
  • vivanews/Andry

"BRI Group berhasil mencatatkan keuntungan bersih senilai 51,4 triliun atau tumbuh 67,15 persen secara yoy," ujarnya.

Sunarso menjelaskan, dari perolehan laba itu, melalui  Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2023. Telah disetujui penggunaan laba bersih konsolidasi yang dapat diatribusikan sebesar 85 persen atau Rp 43,5 triliun.

"Jadi dari laba Rp 51,4 triliun itu 85 persennya dibagikan dalam bentuk deviden, yang nilainya kira-kira adalah sekitar Rp 43,5 triliun. Atau deviden per lembar sahamnya mencapai Rp 288 per lembar," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya