Bukit Asam Perkirakan Harga Batu Bara Bakal Terkoreksi Tahun Ini

Target Produksi Batu Bara di Bukit Asam.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

VIVA Bisnis – PT Bukit Asam Tbk (PTBA) memprediksi bahwa di tahun 2023 ini harga batu bara secara global akan terkoreksi. Direktur Utama PTBA, Arsal Ismail menjelaskan, hal itu antara lain dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk faktor geopolitik dari sejumlah negara.

PBB Tunjuk Alumni IPB Yurdi Yasmi Jadi Direktur FAO

"Menurut kami, berdasarkan analisa beberapa konsultan dan analisis, pada 2023 diperkirakan harga batu bara akan terkoreksi," kata Arsal dalam konferensi pers di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan, Kamis, 9 Maret 2023.

Produksi Batu Bara di Bukit Asam.

Photo :
  • ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Gubernur Lemhannas dan Menlu Bertemu, Bahas Perkuat Ketahanan Nasional Lewat Kajian Geopolitik

"Karena memang hubungan antara China Australia sudah mulai membaik, dan perang antara Rusia dan Ukraina meski masih terus berlanjut, tapi dampak ke musim dingin ternyata sampai saat ini masih bisa diatasi," ujarnya.

Meski demikian, dengan situasi harga batu bara saat ini, Arsal mengatakan bahwa sebenarnya mungkin sudah terjadi koreksi harga batu bara, yang tidak sebaik seperti harga di tahun kemarin.

Ekspor Batu Bara dan Besi-Baja RI Moncer di November 2024, CPO dan Turunannya Anjlok

Langkah Antisipasi Sudah Disiapkan

Dia pun memastikan bahwa PTBA sejak jauh-jauh hari sebelumnya, sudah melakukan antisipasi terhadap dampak yang akan terjadi dengan terkoreksinya harga batu bara sampai saat ini.

Arsal menegaskan, langkah yang dilakukan oleh PTBA merupakan upaya berkelanjutan, seiring strategi mereka untuk tetap fokus melakukan efisiensi dan penetrasi pasar di tahun 2023 ini.

Sehingga, lanjut Arsal, PTBA dipastikan akan tetap yakin dan optimis bahwa meskipun harga batu bara akan terkoreksi, namun kinerja mereka di tahun 2023 ini masih akan tetap cemerlang.

"Kita harap di tahun 2023 ini, bisa sampai (capaian) yang tertinggi lagi. Tahun kemarin (laba bersih PTBA) mencapai Rp 7,9 triliun, tertinggi. Ini karena naiknya signfikan, jadi tertinggi. Maka di 2023 ini (laba) kami harapkan lebih tinggi, begitu juga nanti di tahun 2024," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya