RI Bisa Jadi Dikte Dunia dengan Kelapa Sawit, Begini Penjelasannya
- R Jihad Akbar/VIVAnews.
VIVA Bisnis – Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki kekuatan besar untuk bisa mengatur industri kelapa sawit global. Hal itu dapat diwujudkan dengan pembentukan bursa berjangka dalam negeri sebagai harga acuan Crude Palm Oil (CPO) nasional.
Direktur Pemasaran Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Dwi Sutoro menilai, industri sawit nasional telah sukses membawa Indonesia menjadi pemain utama dunia, terutama dalam produksi minyak sawit mentah (CPO). Sebab, Indonesia merupakan negara yang berkontribusi sekitar 55 persen terhadap minyak sawit dunia, dan 42 persen minyak nabati dunia.
“Kalau kita dua minggu saja tidak ekspor, itu kan banyak yang teriak-teriak. Artinya, itu kan kekuatan yang luar bisa. Kita harus mendikte dunia,” ujar Dwi dalam keterangan Rabu, 8 Maret 2023.
Dwi mengatakan, Indonesia sebagai industri sawit terbesar harus menjadi barometer bisnis komoditas tersebut. Dan Indonesia harus bisa berdaulat dalam mengelola perkebunan sawitnya sendiri.
“Mulai dari cara melakukannya, penentuan teknologi di hulu, bagaimana menggunakan robotik sistem, pemupukan yang benar, dan bagaimana benih yang unggul, itu harusnya di Indonesia. Kita harus punya roadmap yang luar biasa,” jelasnya.
Untuk mewujudkan hal tersebut, lanjut Dwi, perlu dorongan besar dari berbagai pihak, baik pemerintah, organisasi, maupun para petani. Hal itu untuk memaksimalkan perkebunan kelapa sawit Indonesia.
Menurut Dwi, pengelolan industri kelapa sawit, tidak hanya di hulunya saja, tapi juga harus di hilirnya. Di satu sisi partner bisnis harus memberikan advice yang dapat memperkuat produktivitas dan strategi dalam pengembangan bisnis sawit.
“Kenapa demikian, karena ini kita sudah berbicara pada rantai pasok. Jika hilirnya bermasalah atau lagi terkena masalah, pasti di hulunya juga akan kena dampaknya,” jelasnya.
Dwi mengatakan bahwa pergerakan ekspor CPO Indonesia sudah semakin minimal, karena sebagian besar sudah dalam bentuk produk turunan.
“Itu adalah pergerakan yang bagus. Dan kami ingin menunjukkan bahwa dengan berbagai perbaikan yang ada, PTPN solid,” tegasnya.
Peluang Indonesia untuk menjadi pemain utama industri kelapa sawit dunia, lanjut Dwi, kian terbuka lebar jika pembentukan bursa berjangka dalam negeri sebagai harga acuan CPO nasional, yang dicanangkan oleh pemerintah melalui Kementerian Perdagangan, benar-benar terwujud.
“Semua stakeholder harus benar-benar membangun industri sawit Indonesia bersama, bukan hanya membangun sawit PTPN atau PT lain. Walaupun masing-masing punya interes berbeda, tetapi intinya kita membangun sawit merah putih,” ungkapnya.