Menaker Ungkap Pengangguran di Indonesia Didominasi Penduduk Berpendidikan Tinggi

Menaker Ida Fauziyah di acara Rakernas Kadin Bidang Ketenagakerjaan.
Sumber :
  • VIVA/Anisa Aulia

VIVA Bisnis – Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah mengungkapkan, Pekerjaan Rumah (PR) Indonesia pada bidang ketenagakerjaan adalah terkait pengangguran. Sebab, tercatat mayoritas pengangguran Indonesia saat ini didominasi oleh tingkat pendidikan tinggi seperti lulusan SMA hingga perguruan tinggi.

Daftar Negara dengan Angka Pengangguran Tinggi, Apa Kabar Indonesia?

Ida mengatakan, setelah berakhirnya pandemi COVID-19, tantangan yang selanjutnya dihadapi, yakni persoalan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).

"Kita masih punya PR, angkatan kerja masih didominasi oleh tingkat pendidikan SMP ke bawah. Sementara yang nganggur  itu justru dikontribusikan SMA, SMK, dan perguruan tinggi," kata Ida di Menara Kadin, Jakarta Selatan, Selasa, 7 Maret 2023.

Heboh Oknum Preman Ormas Minta Jatah Proyek, Menaker Yassierli Tegaskan Ini

Ilustrasi pengangguran.

Photo :
  • U-Report

Ida menuturkan, dari total angkatan kerja tingkat pendidikan SMP ke bawah tercatat mendominasi sebesar 56 persen.

Menaker: Perusahaan Wajib Cairkan THR Paling Lambat H-7 Lebaran, Tidak Boleh Dicicil!

"Ironisnya memang Bapak dan Ibu (rektor) pengangguran kita justru didominasi oleh tingkat pendidikan SMA, SMK, perguruan tinggi. Jangan salah, kontribusi Bapak Ibu semua melahirkan pengangguran cukup tinggi," ujar Ida kepada para Rektor kampus.

Ida menjelaskan, saat ini total pengangguran di Indonesia sebanyak 1,2 juta dan kontribusi dari tingkat pendidikan SMA, SMK, dan perguruan tinggi sebesar 6,2 persen.

"Jadi saya tidak tahu apakah kampus-kampus yang hadir pada hari ini juga ikut menyumbang pengangguran kita," jelasnya.

Ilustrasi pengangguran

Jangan Iri! Pengangguran di Singapura Akan Dapat Gaji Rp74 Juta per Bulan dari Pemerintah

Mulai pertengahan April, warga yang kehilangan pekerjaan tanpa disengaja, akan mendapatkan bantuan tunai hingga USD6.000 atau setara Rp73,8 juta, selama enam bulan.

img_title
VIVA.co.id
14 Maret 2025