Beras Mulai Turun Tembus Rp1.000, Tapi Masih Dikeluhkan Pembeli
- Dewi Rina (Bojonegoro)
VIVA Bisnis – Harga beras di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur saat ini mulai turun menembus Rp1.000 per kilogram. Meski demikian sejumlah masyarakat masih mengeluhkan harga beras masih mahal.
Terpantau di pasaran, harga berbagai jenis beras, seperti beras IR64, Jehirang maupun Impari, baik untuk kualitas biasa, medium, maupun beras dengan kualitas super mulai turun dengan harga paling murah Rp 9.500 per kg, Rp10.200 per kilogram, dan paling mahal super masih tembus Rp. 13.000 per kg.
Anita Rahmawati, salah satu pedagang beras di Pasar Banjarejo, Bojonegoro, mengatakan bahwa harga beras mengalami penurunan karena saat ini sudah dimulai panen raya padi di berbagai daerah sehingga berpengaruh dengan harga beras. Stok beras melimpah dan petani pun juga memiliki beras yang digiling dari hasil panennya untuk dikonsumsi sendiri.
“Harga beras mulai turun rata-rata seribu per kilogramnya, kira-kira turun dua minggu-an” ungkap Anita, Kamis (2/3).
“Beras yang paling murah harganya sembilan lima, dan paling mahal tiga belas ribu,” lanjut Anita. Dan Beras yang sering dibeli masyakarat adalah beras yang tidak poles, masih baru dengan harga Rp10.200 per kg.
“Dalam waktu yang tidak lama stok beras ditoko 1 hingga 2 ton langsung cepat habis” ujarnya.
Sementara Zaini, warga Kecamatan Kota Bojonegoro mengungkapkan keluhannya harga beras masih mahal.
“Masih mahal beras yang saya beli per 10 kilogram harganya 115 ribu,” ungkap Zaini.
“Dulu harga beras jenis premium yang dibelinya biasanya hanya seratus dua ribu per 10 kg, saat ini masih selisih di atas sepuluh ribu, masih mahal mbak,” kata zaini.
Meski mulai panen raya baik petani maupun pembeli beras belum gembira. Pasalnya harga gabah dihargai di bawah Rp4.000,- dikeluhkan petani, sedangkan masyakarat yang beli beras masih turun hanya seribu rupiah per kilogram. (Dewi Rina/tvOne/Bojonegoro)