Asosiasi Produsen AMDK Ungkap Penjualan Galon Bebas BPA Naik 41 Persen 2022

Ilustrasi air mineral di kabin mobil
Sumber :
  • Istimewa

VIVA Bisnis – Produsen air minum dalam kemasan (AMDK) menegaskan komitmennya untuk memproduksi kemasan yang aman bagi kesehatan, inovatif, dan ramah lingkungan. Hal tersebut ditegaskan demi kepentingan konsumen.

Tolak PPN Naik Jadi 12 Persen, YLKI Beberkan Ketidakadilan dalam Pemungutan Pajak

Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Air Minum Kemasan Nasional (Asparminas) Eko Susilo mengatakan, inovasi dan komitmen dari produsen lokal itu melatari tumbuhnya penjualan galon bebas Bisfenol A (BPA).

Data Asparminas pada awal 2023, katanya, melalui keterangan tertulis di Jakarta, menyebut bahwa penjualan galon bebas BPA meningkat menjadi 8 persen dari 6 persen setahun sebelumnya. Dalam rentang waktu yang sama, pangsa pasar galon guna ulang berbahan plastik keras polikarbonat menyusut menjadi 92 persen dari sebelumnya 94 persen.

Industri Kripto Bersiap Diatur OJK, Pelaku Usaha Tak Perlu Urus Ulang Perizinan

"Ini artinya masyarakat kian sadar produk AMDK yang aman untuk kesehatan dan, di sisi lain, pemain-pemain menengah dan kecil telah berhasil melakukan inovasi dan meningkatkan daya saing, sehingga bisa merebut pasar dari pemain besar," kata Eko, dikutip Kamis, 2 Maret 2023.

Ilustrasi minum air mineral.

Photo :
  • U-Report
Aturan Kemasan Rokok Polos Dinilai Tumpang Tindih dan Melawan UU Merek

Menurutnya, data juga menunjukkan bahwa total penjualan galon bermerek pada 2022 mencapai Rp9,7 triliun, meningkat empat persen dari setahun sebelumnya. Dari angka tersebut, penjualan galon guna ulang berbahan kemasan polikarbonat, yang didominasi penjualan market leader relatif stagnan dari setahun sebelumnya.

Pada saat yang sama, data menunjukkan penjualan galon berbasis kemasan BPA Free, mencakup delapan persen dari pangsa pasar, mencapai Rp878 miliar pada 2022. Atau, meningkat 41 persen dari setahun sebelumnya.

"Pertumbuhan penjualan galon BPA Free yang dua digit tentunya kabar baik bagi produsen lokal," kata Eko.

Berdasarkan data tersebut, tambahnya, Asparminas berkomitmen mendukung regulasi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) terkait pelabelan risiko BPA. Kandungan itu diketahui merupakan bahan penguat pada produksi polikarbonat, jenis plastik pada lazimnya produk galon guna ulang yang beredar di masyarakat.

Rawan terlepas dari kemasan polikarbonat, katanya pula, BPA bisa memicu gangguan kesehatan yang serius, termasuk kerusakan sistem hormon dan reproduksi serta gangguan pertumbuhan pada janin dan anak.

Ilustrasi BPA.

Photo :
  • Pixabay.

“Para pelaku usaha AMDK yang bergabung dalam Asparminas sejak awal sepakat untuk mendukung pelabelan risiko BPA pada galon guna ulang, karena pelabelan tersebut justru bermanfaat untuk kelangsungan bisnis air minum kemasan di Tanah Air,” kata Eko yang juga Direktur Operasional PT Sariguna Primatirta Tbk (Cleo).

Sementara itu, Wakil Direktur Utama Cleo, Melisa Patricia sebelumnya mengatakan, pihaknya telah berinovasi untuk menegaskan komitmen itu, Dengan, Cleo New Look 3D Parametrik, kemasan canggih yang perancangannya mengikuti teknik desain mutakhir dunia.

“Sama seperti kemasan Cleo sebelumnya, kemasan baru kami menggunakan plastik yang bebas dari Bisfenol A," katanya merujuk pada kemasan jenis plastik sekali pakai Polietilena Terefatalat yang menjadi favorit industri dunia karena aman bagi kesehatan dan ramah lingkungan. (Ant)

Kantor Unilever Indonesia

Genjot Inovasi Bagi Konsumen, Unilever Indonesia Fokus 3 Hal Ini

Unilever Indonesia menegaskan bahwa Inklusi, kesetaraan dan keragaman (Diversity, Equality & Inclusion- DEI) merupakan hal yang penting dalam sebuah organisasi.

img_title
VIVA.co.id
23 November 2024