Inflasi Februari 2023 Menurun, BI Ungkap Sinergi Kebijakan Moneter, Pusat hingga Daerah

Ilustrasi pendorong inflasi.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman

VIVA Bisnis – Bank Indonesia (BI) turut mengomentari inflasi pada Februari 2023 menurun dibandingkan inflasi bulan sebelumnya. Berdasarkan data Badan Pusat Statisitk (BPS), inflasi IHK pada Februari 2023 menurun dari 0,34 persen (month-to-month/mtm) pada bulan sebelumnya menjadi 0,16 persen (mtm). Terutama didorong oleh penurunan inflasi kelompok inti dan volatile food.

Daftar Harga Pangan 15 November 2024: Bawang hingga Daging Sapi Naik

Direktur Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), Fadjar Majardi mengatakan, perkembangan ini tidak terlepas dari pengaruh positif respons kebijakan moneter BI, serta sinergi erat pengendalian inflasi antara BI, Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah. Sekaligus para mitra strategis lainnya melalui Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) dan Daerah (TPID), serta Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah.

"Dengan perkembangan tersebut, inflasi IHK secara tahunan tetap terkendali sebesar 5,47 persen (yoy), meskipun sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya yang mencapai 5,28 persen (yoy)," ujar Fadjar dalam keterangannya, Rabu, 1 Maret 2023.

Posisi Utang Luar Negeri RI di Kuartal III-2024 Capai US$427,8 Miliar, Tumbuh 8,3%

Logo Bank Indonesia.

Photo :
  • VivaNews/ Nur Farida

Ke depan, lanjut Fadjar, BI meyakini inflasi inti tetap berada dalam kisaran 3,0±1 persen pada semester I-2023, dan inflasi IHK kembali ke dalam sasaran 3,0±1 persen pada semester II-2023. Dia memastikan, BI akan terus memperkuat pengendalian inflasi, termasuk melalui koordinasi dengan Pemerintah. Hal itu guna memastikan berlanjutnya penurunan inflasi, termasuk pada periode Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN).

Daftar Harga Pangan 14 November 2024: Beras hingga Bawang Naik

Sementara, inflasi inti tercatat sebesar 0,13 persen (mtm), atau menurun dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya yang sebesar 0,33 persen (mtm). Penurunan inflasi inti ini sejalan dengan normalisasi pola musiman awal tahun, khususnya dari komoditas kelompok perumahan.

"Secara tahunan, inflasi inti Februari 2023 tercatat sebesar 3,09 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 3,27 persen (yoy)," ujarnya.

Diketahui, inflasi kelompok volatile foods juga menurun yakni sebesar 0,28 persen (mtm), atau lebih rendah dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya yang sebesar 1,40 persen (mtm). Perkembangan tersebut disumbang oleh komoditas daging ayam ras, telur ayam ras, dan cabai rawit.

Namun, kelompok volatile foods secara tahunan mengalami inflasi 7,62 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya yang sebesar 5,71 persen (yoy). Kelompok administered prices mencatat inflasi sebesar 0,14 persen (mtm), meningkat dari realisasi bulan sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar 0,55% (mtm).

Perkembangan ini terutama disumbang oleh peningkatan harga rokok kretek filter dan rokok putih akibat kenaikan cukai tembakau. Peningkatan inflasi kelompok administered prices lebih lanjut tertahan oleh deflasi tarif angkutan udara seiring dengan penurunan harga avtur. Secara tahunan, komponen administered prices tercatat inflasi sebesar 12,24 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan inflasi  pada bulan sebelumnya yang sebesar 12,28 persen (yoy).

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya