Harga Beras hingga Rokok Bikin Inflasi Februari 2023 Capai 0,16 Persen
- Anisa Aulia/VIVA.
VIVA Bisnis – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi pada Februari 2023 secara tahunan sebesar 5,37 persen secara year on year (yoy) atau naik dari bulan Januari 2023 yang sebesar 5,28 yoy. Sedangkan secara bulanan inflasi sebesar 0,16 persen month to month (mtm).
"Pada Februari 2023 terjadi inflasi sebesar 0,16 persen secara bulan ke bulan atau terjadi kenaikan harga indeks harga konsumen dari 113,98 pada Januari 2023 menjadi 114,16 pada Februari 2023," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini dalam konferensi pers Rabu, 1 Maret 2023.
Pudji mengatakan, secara tahunan terjadi inflasi sebesar 5,37 persen. Dan secara tahun kalender terjadi inflasi sebesar 0,50 persen.
"Jika dilihat secara series bulan Februari 2023, secara bulan ke bulan lebih rendah dibandingkan inflasi bulan sebelumnya Januari 2023 yang sebesar 0,34 persen," ujarnya.
Pudji merinci, menurut kelompok pengeluaran pengeluaran inflasi bulanan terbesar berasal dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau.
Selain itu kata dia, terdapat kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi. Dalam hal ini deflasi terdalam ada pada transportasi.
"Komoditas penyumbang inflasi terbesar secara mtm terbesar di antaranya beras, rokok kretek filter, bawang merah, cabai merah dan rokok putih. Sementara komoditas penyumbang deflasi secara mtm terbesar untuk kelompok transportasi adalah tarif angkutan udara," jelasnya.
Sebelumnya, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memproyeksikan, laju inflasi RI pada Februari 2023 melambat secara bulanan sebesar 0,08 persen month to month (mtm), dari sebelumnya 0,34 persen mtm. Secara tahunan, inflasi diperkirakan meningkat menjadi 5,39 persen year on year (yoy) dari 5,28 persen yoy.
"Perlambatan inflasi ini cenderung didorong oleh deflasi pada harga barang bergejolak dan juga barang yang diatur oleh Pemerintah," ujar Josua.
Josua menuturkan, pada deflasi barang bergejolak berasal dari penurunan harga rata-rata beberapa bahan pangan, seperti daging ayam, telur, dan juga cabai rawit yang masing-masing turun sebesar -4,38 persen, -3,37 persen, dan -7,15 persen.
Sementara dari sisi harga barang yang diatur Pemerintah, deflasi terjadi karena normalisasi harga tiket pesawat. Sebab saat musim liburan usai permintaan cenderung mengalami penurunan.
Josua memperkirakan, inflasi inti pada Februari 2023 cenderung mengalami perlambatan. Inflasi diprediksi sebesar 3,16 persen dari sebelumnya 3,27 persen.
"Kami perkirakan perlambatan inflasi inti terdorong oleh penurunan harga emas di tengah masih solidnya permintaan konsumen," jelasnya.