Talas Beneng Asal Sumut Tembus Pasar Ekspor

Wakil Gubernur Sumatera Utara, Musa Rajekshah.
Sumber :
  • Dok. Pemprov Sumut

VIVA Bisnis – Wakil Gubernur Sumatera Utara, Musa Rajekshah meminta dan mendorong Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pakpak Bharat dan pihak-pihak terkait (swasta) mendorong para petani di daerah ini untuk membudidayakan talas beneng. 

Neraca Perdagangan RI Surplus 54 Bulan Beruntun, Capai US$2,48 Miliar di Oktober 2024

Hal ini disampaikan Ijeck, sapaan akrab Musa Rajekshah, saat menghadiri penandatanganan Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) antara petani dengan pihak buyer PT Petani Naik Kelas dan Koperasi Pemasaran Sumut Sejahtera di Desa Simberuna, Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe, Pakpak Bharat, Selasa, 28 Februari 2023. 

“Kalau ini bisa menjadi tanaman yang memberikan manfaat ekonomi untuk masyarakat coba Pak Bupati ini diramaikan tanamannya, supaya masyarakat punya tambahan nilai dari lahan pertaniannya. Saya juga harap PT Petani Naik Kelas, Koperasi Pemasaran Sumut Sejahtera dan lainnya bisa memberikan informasi dan pelatihan untuk masyarakat terkait tanaman talas beneng ini,” ujar Ijeck.

Kata Bea Cukai soal Sritex Dapat Izin Lanjutkan Kegiatan Ekspor Impor

Wakil Gubernur Sumatera Utara, Musa Rajekshah.

Photo :
  • Dok. Pemprov Sumut

Tanaman talas, lanjut Ijeck, selama ini seringkali dipandang sebelah mata sebagai tanaman liar ternyata tanpa disadari tanaman ini bisa diolah jadi pengganti tembakau yang punya nilai ekonomis.

Ekspor Perdana PT New Kalbar Processors, 83,5 Ton Karet Remah Senilai Rp2,4 Miliar Tembus Pasar Jepang

“Selama ini tanaman talas kalau ada nampak di lahan, kita buang tapi ternyata mulai dari daun dan umbinya ada manfaatnya bisa dijual dengan harga yang baik,” ujarnya.

Ijeck menambahkan, pengembangan produk-produk unggulan di setiap daerah perlu dilakukan sebagai suatu strategi pembangunan daerah, Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe diharap bisa menjadi daerah penghasil talas beneng.

Sementara itu, mewakili PT Petani Naik Kelas John Ketaren menyampaikan, talas beneng menjadi komoditas ekspor sejak tahun 2014. “Sejak tahun 2014 komoditas ini sudah dibudidayakan di Jawa dan diekspor. Masuk ke Sumatera itu dua tahun terakhir, selama ini talas beneng seakan-akan tidak berharga dianggap gulma tapi punya nilai ekonomi tinggi, apa yang kami beli,” ujarnya.

John menjelaskan, pihaknya membeli hasil rajangan daun talas yang sudah berwarna kuning. “Kalau bapak ibu mau produksi daun talas ini pastikan warnanya kuning, karena itu yang akan kami tampung,” ujarnya.

Sebelum pada proses perajangan daun talas beneng diperam 3 sampai 4 hari. Kemudian dirajang dan dijemur selama 2 jam di bawah matahari. “Sangat simpel, yang mau nanam tinggal mengelola lahannya aja buyer-nya ada. Kita teken MoU jadi kami tak sekedar menyuruh tanam tapi kami juga siap untuk membeli,” ujarnya.

John mengaku kebutuhan ekspor per bulan mencapai 10 ton sampai 20 ton. Namun, lahan budidaya talas beneng di Pakpak Bharat baru mencapai 5 hektare. “Kebutuhannya besar tapi lahannya sangat kurang, harapan kami bisa ada lahan budidaya talas beneng di Pakpak Barat 10 sampai 20 hektare. Semoga penandatanganan ini bisa menarik perhatian masyarakat dan komoditas talas beneng meningkat sehingga petani juga bisa naik kelas,” ujarnya.

Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti

Ekspor RI Naik 10,69 Persen Jadi US$24,41 Miliar di Oktober 2024, Ini Pemicunya

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai ekspor Indonesia pada Oktober 2024 mencapai US$24,41 miliar, atau naik 10,69 persen secara month to month (mtm).

img_title
VIVA.co.id
15 November 2024