Pengusaha di Bogor Berencana Pindah ke Jateng, Plt Bupati Pastikan Wilayahnya Aman
- VIVA/Muhammad AR
VIVA Bisnis – Pelaksana Tugas Bupati Bogor Iwan Setiawan menegaskan, Pemerintah Kabupaten akan senantiasa menciptakan iklim investasi yang kondusif agar para pengusaha nyaman berinvestasi di Kabupaten Bogor.
Dia mengatakan itu menanggapi isu perpindahan perusahaan dari Bogor ke Jawa Tengah, sebagaimana terungkap pada Musyawarah Kabupaten IX Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kabupaten Bogor, Senin, 20 Februari 2023.
Iwan Setiawan menjelaskan, sebagai daerah yang dekat dengan ibu kota, Kabupaten Bogor memiliki beberapa kelebihan yang dapat menarik para pengusaha untuk berinvestasi.
“Sebagai daerah bufferzone-nya ibu kota, pastinya punya kelebihan dari aksesibilitas, sumber daya manusia, dan aspek lainnya yang lebih mendukung, daripada wilayah yang jauh dari ibu kota,” katanya.
Intinya bagaimana Bogor membuat situasi dan keadaan yang kondusif, memberi kepastian kepada pengusaha untuk nyaman berinvestasi di Kabupaten Bogor. Pemerintah setempat juga terus berupaya memenuhi kebutuhan infrastruktur yang dapat menunjang aksesibilitas perekonomian, seperti infrastruktur jalan dan lain sebagainya.
Dia juga mengucapkan terima kasih kepada Apindo karena sudah berkolaborasi dan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi daerah. Siapa pun yang terpilih menjadi Ketua Apindo 2023 -2028 harus bisa merangkul semua pengusaha yang ada di Kabupaten Bogor, dan memberikan yang terbaik untuk Kabupaten Bogor.
“Dinamika perekonomian yang tengah terjadi saat ini harus kita hadapi dengan sinergi dari seluruh stakeholder. Saya berharap Apindo bisa menjalin komunikasi yang lebih baik antara Pemkab Bogor, para pengusaha, dan serikat pekerja. Intinya sama-sama kita membangun Kabupaten Bogor, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.
Tak mampu bayar upah
Ketua Apindo Kabupaten Bogor Priode 2018-2023 Alexander Frans mengatakan, pada 2023, isu perpindahan sebanyak 10 perusahaan berencana pindah dari Kabupaten Bogor ke Jawa Tengah karena pengusaha tak lagi mampu membayar UMK di Kabupaten Bogor yang tinggi.
“Tentu isu mereka (pabrik) ingin pindah ini sudah dari sejak tiga tahun lalu, mereka pasti mencari UMK yang terjangkau, yang bisa dibayar dengan jumlah produk yang bisa dijual,” ujarnya.
Kebijakan Upah Minimum Kabupaten (UMK) menuai polemik sejak 2015-2016 terutama di kalangan pengusaha. Pada tahun itu kenaikan UMK yang nyaris mencapai 70 persen berdampak perusahaan sektor padat karya. Bahkan, hingga kini UMK 2023 di Kabupaten Bogor ditetapkan sebesar Rp4,5 juta atau naik sebesar 7,18 persen dari tahun sebelumnya hanya Rp4,3 juta. Kenaikan UMK tidak dibarengi aturan yang juga berpihak pada pengusaha untuk tetap bertahan di Kabupaten Bogor.
“Belum ada aturan yang melindungi atau sebagai payung hukum pemerintah melindungi perusahaan padat karya, meski kami Apindo sudah pendekatan ke pemerintah daerah hingga pusat,” kaya Alex.
Pilihan daerah baru
Jawa Tengah, kata Alex, menjadi pilihan untuk membuat pabrik baru dengan UMP tahun 2023 di sana hanya sebesar Rp1.95 juta. Sedangkan UMK tertinggi, yakni di Kota Semarang sebesar Rp3,06 juta. Meski demikian perbandingan itu tidak mudah bagi pengusaha sebab perlu nilai investasi baru dalam membangum lokasi baru.
“Selain itu angka penganggurannya kurang dibandingkan Jawa Barat termasuk Bogor, jadi kalau perusahaan itu pindah, tenaga kerjanya di mana. Sementara Kalau Bogor itu masih banyak yang nganggur, yang membutuhkan pekerjaan,” katanya.
Ketua Apindo Jawa Barat Ning W. Astuti mengatakan, semua harus bersinergi, baik itu dengan rekan-rekan serikat pekerja maupun dengan pemerintah daerah, berkolaborasi agar pengusaha bisa bertahan; tidak hanya bertahan saja namun bisa berkembang.
“Melalui Muskab kali ini saya sangat berharap, siapapun ketua DPK Apindo Kabupaten Bogor yang terpilih, dapat lebih mengoptimalkan segala sumber daya yang ada di organisasi dan dapat lebih memperkuat solidaritas organisasi,” kata Ning.
Ketua Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Kabupaten Bogor Sintha Dec Checawati memaparkan, Kadin dan Apindo sejatinya adalah pemilik DNA yang sama, yakni DNA pengusaha, dan sama-sama sudah ditempa melalui waktu yang cukup lama.
“Lamanya waktu tersebut melahirkan Kadin dan Apindo yang sudah dewasa, mempunyai pengalaman yang cukup. Insyaallah secara bersama-sama kita dapat melalui tahun yang berat ini,” katanya.