Strategi BI Hadapi Kenaikan Suku Bunga The Fed AS pada 2023
- VIVA/Mohammad Yudha Prasetya/tangkapan layar
VIVA Bisnis –  Bank Sentral Amerika Federal Reserve (the Fed) diperkirakan masih akan menaikkan suku bunga acuan satu hingga dua kali pada tahun ini. Namun, Bank Indonesia (BI) menyatakan, tidak akan menaikkan suku bunganya yang saat ini sebesar 5,75 persen.
Lantas bagaimana strategi Bank Indonesia menyikapi hal itu? Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, BI dalam hal ini memiliki tiga cara yaitu menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan menjual Surat Berharga Negara (SBN) jangka pendek, dan Devisa Hasil Ekspor (DHE).
"Dampak dari Fed itu kita sikapi dengan upaya kita melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah, yaitu untuk menjaga agar imported inflation tidak berdampak di dalam negeri," ujat Perry dalam konferensi pers di kantornya, Kamis, 16 Februari 2023.
Perry menuturkan, untuk penjualan SBN jangka pendek dimaksudkan, agar yield SBN jangka pendek tetap menarik investasi portofolio. Hal itu sekaligus juga menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
"Ketiga yaitu implementasi kebijakan devisa hasil ekspor. Bulan lalu kami sampaikan kebijakan ini bagaimana devisa hasil ekspor lebih banyak mendukung ekonomi, dalam negeri khususnya untuk stabilisasi nilai tukar rupiah BI," ujarnya.
Sementara itu, Bank Sentral Amerika Serikat The Federal Reserve (The Fed) pada hari Rabu, waktu setempat kembali menaikkan suku bunga acuannya sebesar 0,25 persen.
Federal Open Market Committee telah menetapkan untuk menaikkan suku bunga dana federal sebesar 0,25 persen. Maka itu membuat suku bunga acuan the Fed saat ini ada di kisaran 4,5 persen-4,75 persen, atau tertinggi sejak Oktober 2007.
Adapun langkah itu dinilai, menandai peningkatan yang sudah terjadi kedelapan kalinya secara beruntun sejak Maret 2022. Kenaikan suku bunga itu juga ditargetkan the Fed untuk menurunkan inflasi.
"Data inflasi yang diterima selama tiga bulan terakhir menunjukkan penurunan yang disambut baik dalam laju kenaikan bulanan. Dan sementara perkembangan baru-baru ini menggembirakan, kita akan membutuhkan lebih banyak bukti untuk yakin bahwa inflasi berada di jalur penurunan yang berkelanjutan," kata Gubernur Bank Sentral The Fed Jerome Powell.