Produksi Migas Nasional Makin Anjlok Tiap Tahun, BPH Migas: Ini yang Picu Impor
- Istimewa
VIVA Bisnis – Produksi minyak dan gas bumi di Indonesia dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan. Data BPH Migas mencatat bahwa produksi minyak dan gas bumi dari tahun 2015-2022, menunjukkan bahwa penurunan produksi itu memang benar terjadi.
Anggota Komite BPH Migas, Abdul Halim, membeberkan hal tersebut. Dia menjabarkan bahwa produksi minyak bumi pada 2015 yang mencapai sekitar 786 MBOPD, kemudian menjadi 831 MBOPD (2016). Lalu produksi 801 MBOPD (2017) menjadi 772 MBOPD (2018), 745 MBOPD (2019), 708 MBOPD (2020), 659 MBOPD (2021), hingga akhirnya hanya 612 MBOPD di tahun 2022 lalu.
Sementara produksi gas bumi periode 2015-2022 juga mengalami penurunan, yakni dari 1.428 MBOEPD (2015), 1.403 MBOEPD (2016), 1.347 MBOEPD (2017), 1.372 MBOEPD (2018), 1.279 MBOEPD (2019), 1.178 MBOEPD (2020), 1.178 MBOEPD (2021), dan 1.147 MBOEPD di tahun 2022.
"Karena itu kita harus berupaya untuk menemukan ladang-ladang minyak yang baru di seluruh Indonesia. Karena (penurunan produksi) ini memicu kita untuk mengimpor demi memenuhi kebutuhan di dalam negeri," kata Abdul dalam telekonfrensi di forum diskusi publik Indef, 'Upaya Menjinakkan Bom Waktu APBN', Selasa, 14 Februari 2023.
Dia menambahkan, tahun 2022 sendiri dimana produksi Minyak di Indonesia mencapai 612 MBOPD, kebutuhan konsumsi nasional itu justru mencapai sekitar 1.300 MBOPD. "Nah, itu gap-nya kita harus impor karena produksinya lebih rendah dari kebutuhan konsumsinya," ujarnya.
Karenanya, Abdul menegaskan bahwa apabila tidak ada penemuan-penemuan ladang minyak baru saat ini, maka hal tersebut akan menjadi dilema pemerintah khususnya. Serta permasalahan besar buat Indonesia secara umum.
Karena itu, lanjut Abdul, saat ini pihaknya juga telah melakukan optimasi terhadap pengeboran kilang-kilang yang ada, kemudian melakukan transformasi terhadap sumber-sumber minyak untuk memproduksi lebih banyak lagi.
"Serta mempercepat chemical EOR (enhanced oil recovery), yaitu mempergunakan sumur-sumur yang kurang produktif itu dengan memperbaikinya menggunakan semacam bahan kimia, agar minyak yang masih berada di dalam bumi bisa dikeluarkan," kata Abdul.
Langkah lainnya yang juga tengah digenjot adalah melakukan eksplorasi secara masif, demi menemukan cadangan minyak dan gas baru. Di mana beberapa hari yang lalu dilaporkan bahwa telah ditemukan cadangan gas baru di Kepulauan Seram, sebagai salah satu langkah pemerintah untuk mengantisipasi kekurangan produksi migas di dalam negeri.
"Selain itu kita juga memberikan kemudahan-kemudahan investasi, seperti misalnya pemberian insentif kepada para investor yang melakukan pengembangan untuk menaikkan produksi minyak bumi di Indonesia," ujarnya.