BUMN Diminta Bantu Tekan Biaya Haji, Erick Thohir Wanti-wanti Garuda
- Dok. Kementerian BUMN
VIVA Bisnis – Menteri BUMN Erick Thohir diminta mengevaluasi ongkos pesawat Garuda Indonesia untuk pergi haji. Usulan itu disampaikan Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Gerindra Andre Rosiade dalam Rapat Kerja Komisi VI dengan Menteri BUMN yang digelar di DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin, 13 Februari 2023.
"Sebagai anggota Komisi VI dari Fraksi Gerindra, karena ini memang instruksi ketua fraksi kami untuk menyampaikan ini langsung kepada Pak Menteri sebagai Pembina Garuda, untuk menghitung ulang, mengevaluasi ulang dan mengkaji ulang biaya ongkos transportasi haji yang ditawarkan Garuda, agar apa, agar bisa meringankan jemaah haji. Agar umat Islam yang 70 persen sulit itu, yang menabung rupiah demi rupiah puluhan tahun, bisa berangkat haji," kata Andre.
Ketua DPD Partai Gerindra Sumatera Barat itu kemudian menjelaskan tiga komponen utama biaya haji yang semakin tinggi, sehingga mempengaruhi biaya perjalanan ibadah haji (BPIH) secara keseluruhan. Tiga komponen itu yakni akomodasi, konsumsi, dan transportasi.
"Dan salah satu pesawat yang mengangkut jemaah haji itu adalah national flight carrier kita Garuda Indonesia. Yang juga perusahaan yang Pak Menteri naungi dan mitra kami di Komisi VI," kata Andre.
Jangan Sampai Buntung
Dikonfirmasi hal tersebut, Erick mengatakan Kementeriannya akan mendorong penekanan ongkos haji sebisa mungkin. "Pada intinya kami Kementerian BUMN mendorong selama kami bisa membantu para masyarakat kita yang naik haji," kata Erick Thohir.
Erick menjelaskan avtur di penerbangan bisa saja mendapat kompensasi. Dia pun tak ingin jemaah yang akan berangkat haji merasa terbebani karena harga yang tinggi.
"Nah sama juga konteks misalnya, kalau kita bicara penerbangan. Penerbangan itu kan sendiri harga avtur itu bisa juga dibantu kompensasi. Misalnya contoh apakah dari porsi SKK migas, itu kan ada kayak pajaknya, saya lupa. Itu kalau memang misalnya dibantu buat yang naik haji itu kan mengurangi harga avturnya," kata Erick.
Erick menegaskan BUMN akan membantu semampunya. Kendati begitu, ia mengingatkan ihwal konsep business to business (B2B).
"Selama BUMN bisa membantu, kami terbuka kok tetapi konteksnya B2B. Jangan sampai disalahkan ini ada apa-apa lagi, dan jangan juga sampai Garuda yang baru saja direstorasi ada penugasan lagi nih, nah sakit lagi. Kan mesti konteksnya itu jadi selama ini B2B, apalagi waktu itu restorasi Garuda ada payung hukumnya," imbuhnya.