Pabrik Baru Pupuk Iskandar Muda Penuhi TKDN 85 Persen hingga Pakai Teknologi Tercanggih
- Dokumentasi PT PP.
VIVA – PT PP (Persero) Tbk menuntaskan pembangunan konstruksi pabrik NPK PIM yang berlokasi di Kawasan KEK Arun Lhokseumawe Provinsi Aceh. Proyek pembangunan pabrik pupuk tersebut diresmikan langsung oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo
Pabrik Pupuk Nitrogen, Phosphat, dan Kalium (NPK) yang dimiliki oleh PT Pupuk Iskandar Muda ini merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang dicanangkan oleh Pemerintah. Pembangunan pabrik pupuk NPK ini merupakan proyek pembangunan pabrik pupuk dengan menggunakan metode chemical reaction yang memiliki kapasitas 500.000 metric ton per year (MTPY).
Direktur Utama PT PP Novel Arsyad mengungkapkan, proyek pembangunan pabrik NPK ini dikerjakan sejak bulan Maret 2019 dan mulai beroperasi pada bulan Januari 2023 lalu. Adapun lingkup pekerjaan Engineering Procurement Construction Commissioning (EPCC) yang dilakukan oleh PTPP antara lain pekerjaan sipil, pekerjaan mekanikal, pekerjaan perpipaan, pekerjaan elektrikal, dan instrument.
“PT PP bangga berhasil menyelesaikan pembangunan proyek pabrik pupuk NPK PT Pupuk Iskandar Muda (NPK PIM) di tengah hantaman wabah pandemi COVID-19 yang melanda Indonesia dan seluruh dunia sehingga mengakibatkan lumpuh dan melemahnya kondisi perekonomian secara global," ujar Arsyad di Aceh, Jumat, 10 Februari 2023.
Dalam proyek tersebut, PT PP berperan sebagai main kontraktor EPC yang dipercaya dan ditunjuk oleh pemilik proyek untuk membangun dan mengerjakan proyek tersebut mulai dari proses desain pabrik sampai dengan dihasilkannya produk pupuk NPK dari pabrik tersebut.
Pembangunan pabrik pupuk NPK juga mengoptimalkan penggunaan produk dalam negeri dengan menyumbang TKDN sebesar 85,30 persen. Selain itu, pabrik pupuk NPK Ini telah menggunakan teknologi terbaru dalam proses pengantongan atau pengepakan dengan menggunakan automatic bagging dan palletizing.
"Tantangan lainnya dalam mengerjakan proyek tersebut yaitu terjadinya inlfasi secara global akibat pecahnya perang antara Rusia dan Ukraina yang mengakibatkan merangkak naiknya barang-barang produksi baik dari dalam maupun luar negeri. Namun dalam kondisi yang dipenuhi berbagai tantangan tersebut, PT PP tetap berkomitmen untuk menyelesaikan pembangunan pabrik pupuk NPK PIM," tambahnya.
Lebih lanjut dia menjelaskan, melalui teknologi terbaru yang terdiri dari 2 automatic bagging dan 2 unit semi auto bagging dapat menghasilkan kapasitas produksi pengepakan pupuk sebanyak 1.200 kantong per hari. Kehadiran pabrik NPK PIM ini memiliki multiplier effect yang luas baik melalui penyerapan tenaga kerja maupun aktivitas perekonomian lainnya di mana pabrik ini dapat menyerap tenaga kerja proyek sebanyak 1.189 orang dan 240 orang tenaga kerja pasca-proyek atau pada saat beroperasional yang berasal dari lingkungan sekitar.
Selama masa pembangunannya terdapat 35 perusahaan lokal yang telah bersinergi dalam proyek tersebut. Kehadiran pabrik pupuk ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pupuk NPK di wilayah Sumatera dan Indonesia bagian Barat. Selain itu, keberadaan pabrik pupuk ini tidak hanya mendukung ketahanan pangan Nasional namun juga memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat di Provinsi Aceh.
"PT PP juga tetap menghadirkan kualitas terbaik dan bermanfaat bagi masyarakat Indonesia. Kehadiran pabrik NPK PIM di Aceh ini khususnya diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar Lhoksuemawe,” tuturnya
“Ke depannya, PT PP akan terus bersinergi dengan Pemerintah dan perusahaan BUMN untuk bersama-sama membangun infrastruktur yang ada di Indonesia termasuk proyek-proyek EPC. PT PP juga akan selalu mengedepankan dan meningkatkan kualitas hasil pekerjaan dan tepat waktu dalam penyelesaian,” tutupnya.