Tiga Hari Pasca-Gempa Dahsyat, Pasar Saham Turki Anjlok 15 Persen
- AP Photo/Hussein Malla
VIVA Bisnis – Pasar saham Turki anjlok 15 persen dalam tiga hari, sejak gempa dahsyat melanda sebagian selatan negara itu. Hal tersebut diperkirakan bakal menambah tingkat kesulitan ekonomi, yang sebelumnya juga sudah rapuh di negara tersebut.
Dilansir dari CNN International, perdagangan di bursa saham Istanbul telah dihentikan pada hari Rabu, 8 Februari 2023, setelah indeks utama turun 7 persen pada transaksi awal.
Laporan dari Central Securities Depository Turki menjelaskan, penangguhan perdagangan terjadi setelah bursa berusaha untuk memulihkan ketenangan dengan mengeluarkan dua aturan penghentian sementara dalam perdagangan untuk membendung panic-selling.
Diketahui sebelumnya, pada Senin, 6 Februari 2023 sekitar pukul 04.14 waktu setempat, gempa bumi berkekuatan M 7,8 mengguncang bagian selatan Turki dan Suriah utara, serta merenggut lebih dari 9.500 nyawa sejauh ini.
Gempa itu disebut sebagai yang terkuat yang melanda Turki sejak 1939, ketika gempa bumi dengan kekuatan yang sama menewaskan 30.000 orang.
Institut Statistik Turki mencatat, bencana itu datang melanda pada saat Turki sedang berjuang melawan krisis ekonomi di beberapa lini. Inflasi harga konsumen tahunan memuncak pada 85,5 persen di bulan Oktober 2022, sebelum jatuh kembali.
Tetapi, pada bulan Januari 2023, harga-harga barang kebutuhan masih 57,7 persen lebih tinggi, dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya.
Sementara ekonomi Turki terkena tekanan inflasi global yang sama dengan negara lain. Kebijakan ekonomi tidak ortodoks Presiden Recep Tayyip Erdogan dinilai telah memperburuk krisis. Sejak September 2021, bank sentral Turki telah memangkas suku bunga karena harga telah naik, sementara sebagian besar negara di dunia menaikkan suku bunga dengan cepat untuk menjinakkan inflasi.
Bulan lalu, Bank Dunia memperkirakan bahwa ekonomi Turki bakal tumbuh 2,7 persen di tahun 2023 ini, atau turun dari 4,7 persen pada tahun 2022 lalu.