4 Anak Usaha BUMN Siap IPO di 2023, Ini Misinya

Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga.
Sumber :
  • VIVA/Mohammad Yudha Prasetya

VIVA Bisnis – Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengungkapkan rencana penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) oleh empat anak usaha BUMN di tahun 2023. Keempatnya yakni PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), Palm Co, PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim), serta PT Pertamina Hulu Energi (PHE).

Cara BKI Bangun Kesinambungan Bisnis dengan Mitra Kerja hingga Pelanggan

Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga mengatakan, terdapat sejumlah motif atau misi yang dimiliki Kementerian BUMN, dalam upaya go public empat perusahaan pelat merah tersebut.

PT Pertamina Hulu Energi (PHE) misalnya, yang membutuhkan sokongan dana segar dari investor untuk melakukan sejumlah ekspansi, demi keberlanjutan bisnis PHE dalam beberapa waktu mendatang. 

Incar Dana Segar Rp 4,71 Triliun dari IPO, MR DIY Pakai Buat Bayar Utang hingga Buka Toko Baru

"Maka dicarilah dana segar untuk ekspansi. Jadi bukan karena, 'Wah dia mau jual saham', bukan. Karena dia harus ekspansi," kata Arya saat ditemui di forum Ngopi BUMN, Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, Rabu, 8 Februari 2023.

Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi atau geothermal Pertamina

Photo :
  • Pertamina
Setoran Dividen BUMN Sudah Capai Target 100 Persen, Ini 10 Perusahaan Penyumbang Terbesar

Langkah IPO bagi PHE ini diakui Arya memiliki dampak yang sangat signifikan, terutama dalam hal ketersediaan pasokan BBM bagi masyarakat. Apabila PHE tidak mendapatkan dana segar dari pasar modal, Arya memastikan bahwa impor BBM akan semakin melonjak ke depannya.

"Kalau dia (PHE) enggak ekspansi, impor BBM kita akan makin besar, dan ketahanan energi kita menurun bos. Sementara kita ingin ketahanan energi kita tinggi," ujarnya.

Dia menambahkan, sampai tahun 2030, PHE harus gencar ekspansi demi menemukan cadangan-cadangan minyak baru. Jika hal itu tidak terlaksana, lanjut Arya, maka bisa dipastikan impor BBM akan semakin tinggi. Karenanya, upaya mencari dana segar dari pasar modal untuk mendukung upaya eksplorasi PHE itu sangat dibutuhkan.

"Kalau PHE enggak ekspansi sampai 2030, kita pasti makin banyak impor. Jadi mau enggak mau PHE harus ekspansi, supaya impor kita enggak begitu besar. Dananya dari mana (buat ekspansi)? Mau enggak mau kan harus cari duit," kata Arya.

Saat ditanya mengapa IPO menjadi opsi pendanaan bagi PHE, Arya menegaskan bahwa pilihan itu diambil karena Pertamina sebagai induk PHE tidak ingin berutang untuk menyokong kebutuhan dana segar eksplorasi yang bakal digenjot oleh PHE.

"Tapi kita enggak mau utang. Pertamina enggak mau utang nih. Masa kita ngutang-ngutang lagi? Jadi (memilih IPO supaya) Pertamina jangan ngutang, PHE jangan ngutang," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya