Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I-2023 Diproyeksi Lebih Rendah Dibanding 2022, Begini Analisanya

Direktur Eksekutif Indef Tauhid Ahmad.
Sumber :
  • VIVA/Mohammad Yudha Prasetya

VIVA Bisnis – Institute for Development of Economic and Finance (Indef) menyatakan bahwa situasi ekonomi nasional di awal tahun 2023 ini belum memperlihatkan adanya kemajuan yang besar. Khususnya yang dapat mendorong laju pertumbuhan ekonomi nasional semakin pesat.

MIND ID Fokus Garap 5 Proyek Strategis Ini Pastikan Hilirisasi Lebih Progresif 2025

Direktur Eksekutif Indef, Tauhid Ahmad menjelaskan, hal itu juga masih dibebani dengan inflasi yang tetap tinggi dan konsumsi pemerintah yang relatif lebih lambat. Serta bantuan sosial awal tahun yang nyatanya belum bisa didistribusikan secara baik karena persoalan administrasi.

"Apalagi baru-baru ini kita dihadapkan pada situasi harga beras yang tetap tinggi dan minyak goreng yang sulit diperoleh. Ini merupakan tantangan yang cukup besar," kata Ahmad dalam telekonfrensi, Selasa, 7 Februari 2023.

Budiman Sudjatmiko Beberkan Perputaran Uang di Desa dari Makan Bergizi Gratis

Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia.

Photo :
  • VIVA/Muhamad Solihin

Dia menambahkan, kondisi tersebut juga masih ditambah lagi dengan tren pada tiga bulan terakhir 2022, yang masih terasa sampai awal Januari 2023. Di mana pertumbuhan ekspor semakin turun.

Panja DPR dan Pemerintah Sepakati Biaya Haji 2025 Rp55,4 Juta Per Jemaah

Ahmad mengatakan, hal ini tentu saja menjadi sinyalemen bahwa di tahun 2023 ini, efek dari berbagai ketidakpastian global memang dirasakan akan semakin berat, terutama bagi perekonomian nasional.

"Oleh karena itu, kami melihat pertumbuhan ekonomi di kuartal I-2023 akan berada di angka 4,9 persen, masih jauh lebih rendah dibandingkan kuartal IV-2022 yang sebesar 5,01 persen," kata Ahmad.

Dia menegaskan, kondisi-kondisi tersebut jelas menjadi sinyal bahwa pemerintah harus memperbaiki beberapa hal. Termasuk mengurangi inflasi yang menggerus daya beli masyarakat dan berdampak langsung pada perekonomian nasional.

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Photo :
  • VIVA/Muhamad Solihin

Kemudian, lanjut Ahmad, di sisi lain Pemerintah juga harus terus berupaya untuk mempertahankan konsumsi masyarakat, dan tentu saja memperbaiki stimulus pemerintah agar bisa lebih baik lagi ke depannya.

"Karena beberapa sektor tekanannya masih luar biasa, dan terjadi di beberapa industri dan sektor yang akan mulai terasa di tahun 2023 ini," ujarnya.

Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf

PBNU Bentuk PT BUMN Buat Kelola Tambang dari Pemerintah

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) telah membentuk perusahaan pertambangan PT Berkah Usaha Muamalah Nusantara (BUMN).

img_title
VIVA.co.id
7 Januari 2025