Laba Konsolidasi Holding PTPN Cetak Rekor Tertinggi pada 2022

Dirut Holding PTPN III M Abdul Ghani bersama Menteri BUMN Erick Thohir.
Sumber :
  • Dokumentasi PTPN.

VIVA – Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) mencatatkan produktivitas tertinggi sepanjang sejarah perusahaan pada 2022. Hal tersebut salah satunya adalah buah dari transformasi perseroan yang dilakukan.

Penundaan Rencana Pembentukan BPI Danantara Jadi Sorotan

Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Mohammad Abdul Ghani, menyampaikan, dengan adanya transformasi menyeluruh yang dilakukan di sejumlah lini bisnis dan anak perusahaan. Khususnya pada komoditi utama PTPN Group.

Abdul Ghani menjelaskan, di lini bisnis sawit misalnya, 2022 rata-rata produktivitas Tandan Buah Segar meningkat 3,4 persen dari tahun sebelumnya. Begitu juga dengan produktivitas crude palm oil (CPO), yaitu mencapai lebih 5 ton per hektare atau meningkat 3,6 persen dari tahun sebelumnya, sementara produktivitas rata-rata CPO nasional tahun 2022 hanya 3,9 ton /Ha.

Dirut PLN Sambangi Kantor Danantara, Ada Apa?

Pekerja memetik pucuk daun teh di area perkebunan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VI, Kayu Aro, Kerinci, Jambi, Senin, 14 Januari 2019.

Photo :
  • ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan

“Bahkan, 150 ribu hektare dari 450 ribu hektare tanaman produktif, mencapai protas hingga di atas 5,6 ton CPO per hektare, lebih tinggi dari capaian produktivitas perusahaan best practices terbaik nasional,” ujarnya di Jakarta, dikutip Selasa, 7 Februari 2023.

Kementerian BUMN dan Badan Penyelenggara Haji Bakal Bentuk Tim Optimalisasi Pelayanan

Seiring peningkatan produktivitas tersebut, laba konsolidasi Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) yang dibukukan sebesar Rp5,51 triliun di tahun 2022. Atau, naik sebesar 19 persen dari tahun sebelumnya, juga menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah perusahaan.

“Tentu ini berkat kerja keras seluruh jajaran yang telah berkomitmen menjalankan transformasi untuk perbaikan kinerja,” ungkap Abdul Ghani.

Lebih lanjut Abdul Ghani menyampaikan, penjualan meningkat 5 persen dibandingkan tahun sebelumnya menjadi Rp56 triliun. Sementara itu, margin pendapatan sebelum pajak, bunga, depresiasi, dan amortisasi atau EBITDA, yang menjadi faktor mendasar kinerja keuangan perseroan, juga sangat baik dan sehat, yakni tercatat Rp13,56 triliun atau 5 persen di atas anggaran tahun 2022 (RKAP 2022).

Pekerja mencuci biji kopi robusta untuk diproses sebagai komoditi ekspor ke Italia, Jepang, dan Italia di pabrik kopi milik PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IX, Jambu, Kabupaten Semarang, Jateng

Photo :
  • ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

Harga jual komoditi sawit juga meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, di mana rata-rata harga CPO 2022 sebesar Rp12.489/kg, sedangkan di 2021 sebesar Rp11.293/kg.

“Selain harga jual yang baik, serta produktivitas yang meningkat, laba yang diperoleh di tahun 2022 juga dipengaruhi oleh cash cost (exclude biaya pemupukan) yang berhasil diturunkan hingga sebesar 4 persen dibandingkan tahun sebelumnya,” tambah Abdul Ghani.

“Artinya, upaya-upaya tersebut ke depan akan terus kita lakukan untuk lebih mengoptimalkan lagi kinerja perusahaan,” ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya