Indef Dorong Pemerintah Fokus ke Masalah Biaya Hidup Masyarakat

Petugas SPBU mengganti papan Harga BBM.
Sumber :
  • VIVA/Foe Peace Simbolon

VIVA Bisnis – Institute for Development of Economics and Finance (Indef) mendorong pemerintah fokus kepada masalah biaya hidup masyarakat. Hal itu disampaikan merespons pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2022 mencapai 5,31 persen secara year-on-year yang dinilai tidak terlalu impresif.

Muhammadiyah: Wacana Pemilihan Kepala Daerah oleh DPRD Mesti Dikaji Multiaspek

Wakil Direktur Indef, Eko Listiyanto menjelaskan, pertumbuhan di kuartal IV yang tidak impresif disebabkan oleh adanya semacam batu sandungan bagi akselerasi pertumbuhan ekonomi. Di antaranya seperti masih tingginya biaya hidup yang mesti dikeluarkan oleh masyarakat Indonesia pada umumnya.

"Salah satu hal yang harus menjadi concern di tahun 2023 ini, adalah terkait biaya hidup," kata Eko dalam telekonferensi, Selasa, 7 Februari 2023.

Daftar Harga Pangan 18 Desember 2024: Bawang Merah hingga Telur Ayam Naik

Kebutuhan Pokok (Foto ilustrasi)

Photo :
  • VIVA.co.id/M. Ali. Wafa

Dia menjelaskan, hal itu sebagaimana yang dikemukakan dalam survei dari World Economic Forum (WEF) Global Risk. "Di mana hasil survei menyatakan bahwa cost of living atau biaya hidup menjadi salah satu batu sandungan bagi akselerasi ekonomi," ujarnya.

Skotlandia Siap Blokir Aplikasi WhatsApp untuk Pegawai Pemerintahnya

Eko mengatakan, menurut paparan hasil survei tersebut, turut dinyatakan bahwa dalam satu sampai dua tahun ke depan masalah biaya hidup dan berbagai aspek yang terkait dengannya, harus menjadi perhatian bagi semua pihak.

Hal itu misalnya terkait dengan inflasi, melonjaknya harga energi dan pangan yang tinggi, yang tentunya akan turut memengaruhi situasi global akibat dampak-dampak yang ditimbulkan karenanya.

Dia berpendapat, hal-hal seperti itu sebenarnya sudah dirasakan oleh masyarakat Indonesia, seperti harga beras yang masih terus mengalami kenaikan. Selain itu harga dan pasokan minyak goreng yang mulai langka dan sulit bagi masyarakat.

"Kemudian juga ada harga beras dan minyak goreng yang juga menjadi isu, karena memang aspek biaya hidup terutama kebutuhan primer ini menjadi sangat sentral, terutama bagi masyarakat pada umumnya," kata Eko.

"Hal-hal ini harus menjadi peringatan bagi pemerintah, untuk bisa concern memperhatikan agar bagaimana daya beli masyarakat tetap kuat dan bagaimana mengantisipasi perlambatan ekonomi yang bakal terjadi," tambahnya.

.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya